DKK Salatiga Lakukan Fogging di Payaman Tingkir Tengah

Petugas fogging dari DKK Salatiga, melakukan tugasnya untuk ‘mengasapi’ wilayah RT 02 RW 04, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, dalam rangka mengendalikan penyebaran nyamuk aides aigepti, Jumat (01/02/2019). (Foto: Dok. istimewa/KHM)

Salatiga, beritaglobal.net – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga melakukan kegiatan fogging (pengasapan) fokus pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di Dusun Payaman RT 02 RW 04, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jumat (01/02/2019). Pengasapan ini dilakukan terkait laporan dari pihak RSUD Salatiga adanya tiga pasien yang diindikasikan sebagai tersangka DBD di lingkungan tersebut.

Petugas lapangan dari DKK Salatiga, Dewanto menjelaskan kepada warga setempat bahwasanya tiga pasien RSUD tersebut belum positif terkena demam berdarah, melainkan baru dalam tahap demam dengue (DD).

Baca Juga:  Cekal Penyebaran Covid-19, Pemdes Purwonegoro Berlakukan “Lockdown” Mandiri

“Terimakasih, kami mendapat info awal adanya penderita DB, namun setelah diselidiki terhadap tiga pasien, hasilnya alhamdulillah belum positif DBD. Tapi untuk mencegah penyebaran, karena angka bebas jentik di lingkungan ini masih dibawah 95 persen, berarti ada sumber penularan, maka hari ini kami lakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengasapan,” ungkap Dewanto.

Sementara, petugas dari Puskesmas Sidorejo Kidul, Tintin Sri Rejeki menyebutkan bahwa, penyebab DD adalah sama dengan DBD yakni nyamuk aides aigepti (berasal dari dalam rumah) dan aides albopiktus  (berasal dari kebun). Nyamuk tersebut menggigit pada sekira pukul 8 hingga pukul 10 pagi dan pukul 15 hingga pukul 17 sore. Namun, karena cuaca di Salatiga cenderung lembab sehingga memungkinkan kedua jenis nyamuk tersebut menggigit pada siang hari.

Baca Juga:  Jelang Rotasi Satgas Pamtas RI-PNG di Sektor Selatan Papua, Danbrigif 7/RR Tinjau Lokasi

 “Ciri – ciri nyamuk aides aigepti dan aides albopiktus adalah aktifitas nyamuk pada pagi dan sore hari, tubuhnya kecil dengan belang-belang putih. Bahayanya terhadap orang yang digigit, jika tidak cepat ditangani bisa menimbulkan kematian karena belum bada obat dan vaksinnya,” tutur Tintin.

Meskipun ada upaya pengasapan (Termal Fogging) dan Ultra Light Volume (ULV), upaya pemberantasan nyamuk ini akan lebih efektif dengan metode pemberantasan sarang nyamuk  oleh juru pemberantasan jentik (jemantik).

Baca Juga:  Satgas Pangan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Pastikan Stok Aman Jelang Ramadan, Siap Tindak Penimbun Nakal

“Sebagainana yang sudah dicanangkan oleh Walikota Salatiga Yuliyanto, sebelumnya agar setiap satu rumah terdapat minimal satu jemantik. Tugas jemantik adalah memantau keberadaan jentik – jentik dan kemudian membersihkannya dengan menyikat dan menyiram air panas,” papar Tintin.

Diungkapkannya pula bahwa, setiap nyamuk mampu membuahkan 300 telur yang mampu bertahan selama enam bulan di tempat kering.

“Kami akan melakukan pengasapan ulang pada jumat yang akan datang, dihimbau agar yang hari ini rumahnya terkunci agar minggi depan semua dalam kondisi terbuka sehingga penanganannya bisa tuntas,” pungkas Tintin. (Khamim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!