Pasca Audiensi Paguyuban RW Tentang Dana Hibah Guyub RW 2018/2019, Ini Pesan APH
Salatiga, beritaglobal.net – Audiensi antara Paguyuban RW Kota Salatiga, DPRD Salatiga dan TAPD Kota Salatiga, di ruang Nusantara DPRD Salatiga, Kamis (03/01/2019), diharapkan menjadi perbaikan komunikasi birokrasi di Kota Salatiga.
Terjadinya polemik dana hibah Guyub RW pada anggaran perubahan 2019, diketahui dari sebuah artikel di sebuah media online dan terekspose ke beberapa jejaring sosial di Kota Salatiga.
Dampak dari semua informasi yang masih belum lengkap, menimbulkan eskalasi di masyarakat menjelang Pemilu 2019. Menyikapi hal tersebut, Kapolres Salatiga AKBP Gatot Hendro Hartono, menghimbau kepada masyarakat Kota Salatiga sesaat setelah usai audiensi Paguyuban RW dengan DPRD Salatiga dan TAPD Kota Salatiga, untuk dapat lebih menjaga kondusifitas menjelang Pemilu pada bulan April 2019 mendatang.
“Untuk masyarakat Salatiga untuk menjaga kondusifitas di Salatiga menjelang Pemilu 2019, pada 17 April 2019. Dari kami menjaga dari segi kamtibmas,” tandas Kapolres Salatiga AKBP Gatot.
Senada dengan AKBP Gatot, kapolsek Sidomukti Kompol Arif Haryanto menyampaikan, “Kami berupaya proaktif dalam menjaga kamtibmas, dengan berbagai pengalaman kami mengawal pengaman di kota besar, hanya berharap saudara – saudara kita di Salatiga, tetap menjaga ketentraman kota ini,” ungkap Kompol Arif disela acara audiensi Paguyuban RW di gedung DPRD Kota Salatiga.
Selain Kapolres Salatiga AKBP Gatot, turut hadir pula Kepala Kejaksaan Negeri Salatiga, Dr. Yudi Kristiana, S.H., M.H. Kajari Salatiga, yang oleh beberapa kalangan dinilai sebagai seorang yang mampu memediasi hambatan komunikasi dalam forkompinda, menyampaikan pesan saat memberi sambutan dalam acara Audiensi Paguyuban RW di ruang Nusantara DPRD Salatiga.
“Hari ini, sebelum bapak – bapak hadir disini, saya telah mider (keliling-red) menemui semua anggota forkompinda, supaya menjaga audiensi Paguyuban RW se Kota Salatiga di gedung DPRD terkait dana hibah Guyub RW 2018/2018, menjadi momen yang lebih bernuansa rekonsiliasi. Jadi kalau maksudnya audiensi mempersoalkan dana guyub RW sudah dijelaskan dari awal,” ucap Kajari.
Komunikasi politik, harus lebih dibangun lebih cantik untuk untuk tetap mejalankan pembangunan Kota Salatiga.
“Komunikasi politik di Salatiga harus lebih dibangun dengan cantik, memang tidak mudah, namun kalau tidak dimulai, semua tidak akan tercapai. Saya pribadi sebagai Kajari Salatiga, mempunyai misi untuk menjaga memastikan pembangunan Kota Salatiga tetap berjalan, dengan payung hukum dan kebijakan untuk melindungi serta kesejahteraan,” imbuh Kajari Yudi Kristiana.
“Kalau masing – masing menempatkan ego yang tinggi, maka proses dialogis tidak akan mendapatkan kemanfaatan, justru meningkatkan tensi. Baik yang menang ataupun yang kalah, tidak mendapatkan apa – apa. Menang jadi arang, kalah jadi abu,” ujar Kajari.
“Guyub RW itu, termasuk bargaining politik dua hal, yang pertama adalah penyelamatan Bank Salatiga, yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan yang kedua adalah janji politik Walikota terkait pemberian dana guyub RW, jadi bargaining, itu jadi bagian prioritas dan tercatat dalam risalah. Ini pilih yang mana? Saya sarankan prioritaskan Bank Salatiga dulu, proses hukum berjalan, bank selamat dulu, dana guyub RW diletakan di anggaran perubahan, itu sudah jadi gentlement agreement atau kesepakatan bersama,” imbuh Kajari Salatiga.
Ditambahkan oleh Yudi Kristiana, “Hal ini menjadi masalah, terkadang potongan – potongan pemberitaan baik di media cetak, elektronik dan online yang tidak konfrensi, itu menimbulkan dampak hukum. Saat ini, nampaknya tujuan dari audiensi hari ini telah tercapai,” ungkapnya.
Kajari Salatiga berkomitment akan membantu menagih realisasi dana Guyub RW, bilamana dirinya masih bertugas hingga akhir tahun 2019.
“Bila saya masih bertugas di Salatiga hingga akhir 2019, saya tak bantu nagih dana Guyub RW,” tegas Yudi.
Pembelajaran Pembahasan Anggaran
Sementara itu, wakil ketua DPRD M. Fatk
hur Rahman, S.E., M.M., dari Fraksi PKS, saat dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa peristiwa audiensi Paguyuban RW dengan DPRD dan TAPD Kota Salatiga menjadi sangat penting dalam memperbaiki komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam proses pembangunan.
![]() |
Wakil Ketua DPRD M. Fathur Rahman, S.E., M.M., saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (03/01/2019) |
“Maka kita sebagai wakil rakyat mengucapkan terima kasih. Semoga ini tidak hanya terjadi di hal – hal yang mempunyai dampak langsung ke masyarakat. Untuk itu, kami minta masyarakat mengawal setiap kegiatan pemerintah. Sehingga kalau tidak dikawal, apalagi di tahun politik ini, bisa di alihkan seperti apa yang diinginkan pihak – pihak tertentu,” kata M. Fathur Rahman.
Bila kejadian ini terjadi sebelum penetapan APBD, maka kejadian ini tidak akan terjadi. “Gejolak ini, sudahlah disudahi saja sampai disini. Bila kita sikapi positif, semua benar. Semua proses di penetapan APBD ini sudah sesuai dengan koridor hukum,” katanya.
“Ini adalah pembelajaran komunikasi untuk Eksekutif dan Legislatif dalam menyusun anggaran pembangunan dan belanja daerah (APBD), untuk lebih baik lagi,” kata Maman, panggilan akrab Fathur Rahman.
“Harapan saya saat eksekutif melakukan sosialisasi ke masyarakat, hendaknya juga mengajak kami juga. Seperti halnya kemarin, Guyub RW sudah disosialisikan empat kali, tapi kami baru tahu saat pembahasan anggaran. Hal ini tentunya menimbulkan keterkejutan dan berdampak pada kebijakan,” tandas Maman. (Agus S)
Tinggalkan Balasan