Biru Langitku Hijau Bumiku, Harapan Warga Kota Salatiga di Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019
Salatiga, beritaglobal.net – Taman Kota Bendosari di wilayah Kecamatan Argomulyo, menjadi salah satu ikon pelestarian lingkungan hidup di Kota Salatiga. Keberadaan taman kota nan hijau, yang diharapkan menjadi paru – paru kota, menjadi tempat pilihan terselenggaranya peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2019, Rabu (07/08/2019) kemarin.
Berdasar release diterima beritaglobal.net dari Humas Setda Kota Salatiga, peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini mengusung tema Beat Air Pollution yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘Biru Langitku, Hijau Bumiku’.
“Berbicara mengenai lingkungan, tentu terkait erat dengan pencemaran udara. WHO menyatakan, 7 juta orang meninggal dunia per tahun akibat polusi, dimana jumlah terbesar berasal dari kawasan Asia dan Afrika. Namun kita patut bersyukur karena Air Quality Index di Kota Salatiga masih dibawah 50, yang artinya berkualitas baik,” jelas Yuliyanto saat memberikan sambutan sekaligus membuka Pasar Salatiga Tempo Doeloe, yang ditandai dengan pemukulan kentongan.
Selain indeks kualitas udara yang baik, lanjut Walikota, keberadaan Taman Bendosari sebagai paru – paru kota, TPA seluas 5,3 ha yang pengelolaannya telah menggunakan metode controlled landfill, 56 Bank Sampah, tujuh TPS 3R, tiga Kampung Iklim dan 30 sekolah Adiwiyata, dimana delapan sekolah diantaranya telah meraih predikat Sekolah Adiwiyata Nasional sangat pantas untuk disyukuri. Begitu pula dengan keberadaan perusahaan peserta Propernas yang mendapat predikat ‘Biru’ dan dua peserta Properda yang mendapat predikat ‘Taat’ serta gerakan dari para komunitas dan LSM yang didukung oleh masyarakat telah turut menyumbang kelestarian lingkungan yang berdampak pada kualitas udara. Sinergitas tersebut telah mengantarkan Kota Salatiga kembali meraih Penghargaan Adipura yang diperoleh selama tiga tahun berturut – turut.
“Meskipun banyak prestasi yang telah dicapai, masih banyak pula yang harus disempurnakan. Saya harap kegiatan pada hari ini dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk semakin sadar dan terus berbenah, menjadikan perilaku peduli lingkungan sebagai kebiasaan sehari-hari. Tak hanya dalam upaya meraih penghargaan semata, melainkan sebagai wujud syukur atas bumi pertiwi yang telah dikaruniakan kepada kita semua,” terang Yuliyanto.
Terkait dengan penyelenggaraan Pasar Salatiga Tempo Doeloe di Taman Bendosari tersebut, Yuliyanto berharap bisa dilaksanakan secara berkesinambungan, tak hanya sebagai upaya pelestarian kuliner khas, tetapi juga mengukuhkan fungsi Taman Bendosari, yang tak hanya sebagai paru – paru kota, tetapi juga sebagai area plaza.
“Kepada Pelaku UKM, saya minta agar mulai memperhatikan kemasan yang digunakan, yakni harus eco-friendly. Terlebih, judul kegiatannya adalah Pasar Tempo Doeloe, tentu kurang tepat jika menggunakan kemasan yang modern, apalagi jika tak ramah lingkungan. Mulai sekarang, UKM Kota Salatiga harus berkomitmen untuk mulai beralih pada kemasan ramah lingkungan,” pesannya.
Lebih jauh, Walikota mengajak seluruh masyarakat Kota Salatiga untuk membiasakan pola hidup peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, agar “Biru Langitku, Hijau Bumiku” tak hanya menjadi sekedar slogan, tetapi juga menjadi sebuah komitmen bersama untuk menuju masyarakat Kota Salatiga yang cinta dan peduli lingkungan.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Prasetyo Ichtiarto menuturkan bahwa keberadaan Pasar Salatiga Tempo Doeloe sangat dimungkinkan untuk digelar secara rutin setiap bulan. Hal ini dikarenakan tingginya antusiasme masyarakat yang datang ke Taman Bendosari, dan langsung menyerbu 24 stand makanan tradisional khas yang ada di Kota Salatiga tersebut.
“Kalau memang respon dari pembeli dan penjual cukup bagus, tentu akan kita agendakan setiap bulan bisa dua atau tiga kali. Sehingga taman kota ini bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata pasar tempo dulu,” ujar Prasetyo.
Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tersebut, juga digelar berbagai lomba, diantaranya adalah lomba yel-yel anak-anak sekolah dasar, daur ulang sampah, melukis tong sampah, musik daur ulang dan lain – lain, yang bertujuan untuk menunjukkan eksistensi generasi muda, dalam memanfaatkan atau mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat. Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup juga melibatkan beberapa OPD, antara lain Disbudpar, Bangpelitbangda, Dinas UMKM dan Koperasi serta Dinas Pangan guna menyukseskan seluruh kegiatan yang berlangsung pagi hingga siang hari tersebut. (KHM/HMS)
Tinggalkan Balasan