UMKM Jadi Benteng Ekonomi Jatim Hadapi Perang Dagang Global

Laporan: Ninis Indrawati

SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Ancaman krisis akibat memanasnya perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat menjadi momok baru bagi dunia usaha Indonesia. Jawa Timur, sebagai salah satu pusat ekonomi nasional, turut merasakan dampaknya. Namun demikian, harapan besar kini bertumpu pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang diyakini mampu menjadi benteng pertahanan ekonomi daerah.

Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Khusnul Khuluk, menegaskan bahwa UMKM telah terbukti sebagai sektor paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, termasuk saat pandemi COVID-19 melanda beberapa tahun lalu. Melihat kondisi global yang kembali tidak stabil, ia menilai penguatan UMKM menjadi langkah strategis untuk menjaga daya tahan ekonomi lokal.

Baca Juga:  Press Relase Akhir Tahun: Polres Ngawi Catat Lonjakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Siapkan Pengamanan Tahun Baru

“UMKM telah menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Di tengah tekanan global seperti saat ini, justru sektor ini yang harus diperkuat. Pemerintah Provinsi harus segera memberikan subsidi dan pendampingan yang nyata bagi pelaku UMKM,” ujar politisi PKS asal Lumajang itu pada Selasa (8/4/25).

Menurut Khusnul, selain subsidi, berbagai dukungan lain seperti kemudahan perizinan usaha, akses pembiayaan dengan bunga rendah, hingga insentif pajak menjadi kebutuhan mendesak bagi pelaku UMKM. Ia juga menyoroti pentingnya proteksi terhadap industri lokal dari serbuan produk impor, khususnya yang berpotensi menggeser pasar produk-produk tradisional khas daerah.

Baca Juga:  BI Jatim: Indeks ETPD Capai 99,8%, Siap Menuju Digitalisasi Penuh di 2024

“Batik, tenun, dan produk kerajinan lokal lainnya kini terancam oleh masuknya barang impor murah. Tanpa kebijakan yang berpihak, pelaku usaha lokal bisa gulung tikar,” ujarnya.

Lebih lanjut, Khusnul mendesak pemerintah pusat untuk lebih proaktif dalam merespons situasi perdagangan global. Salah satu langkah krusial adalah menjajaki pasar ekspor alternatif dan melakukan diplomasi dagang guna menurunkan tarif ekspor ke Amerika Serikat yang saat ini dinilainya sangat memberatkan.

“Tarif ekspor ke AS mencapai 32 persen. Ini sangat tidak adil bagi produk UMKM kita yang kualitasnya tak kalah. Pemerintah harus membuka ruang negosiasi agar pelaku usaha kita bisa bersaing secara sehat di pasar internasional,” tegasnya.

Baca Juga:  Jawa Timur Perkuat Ketahanan Pangan, Gubernur Gelar Rakor dengan Menko Pangan dan Infrastruktur

Khusnul optimistis bahwa dengan strategi yang tepat, Jawa Timur tetap dapat menjaga stabilitas ekonominya. Ia menyebut, potensi UMKM yang begitu besar merupakan aset berharga yang harus terus dirawat dan dikembangkan oleh semua pihak.

“Jawa Timur punya potensi besar. UMKM adalah fondasi yang harus dijaga dan diperkuat agar rakyat tetap sejahtera di tengah ketidakpastian global,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!