Pembuat Opak Ketan Bisa Kuliahkan Ketiga Anaknya

PURBALINGA, Beritaglobal.net – Opak, itu nama makanan yang mungkin saat ini tidak terlalu dikenal dikalangan anak muda. Opak adalah makanan seperti kerupuk yang terbuat dari beras ketan. Di Purbalinga, Opak masih banyak digemari masyarakat, selain bentuknya yang unik, rasanya juga membuat ketagihan.

Salah satu pembuat Opak, Sutini (65) warga Desa Grantung Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ini sudah 20 tahun lebih menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin Opak ketan. Dari hasil keuntungan membuat opak dapat digunakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari, sedangkan pensiunan suami untuk biaya kuliah kedua anaknya.

Baca Juga:  Tinggal 196 Hari, Pj Gubernur Sumut: Persiapan PON 2024 Tancap Gas

Kepada beritaglobal.net Sutini mengatakan, dari usaha membuat opak telah membuahkan hasil yang cukup untuk menyekolahkan anak-anak saya sampai perguruan tinggi dan alhamdulilah sampai lulus semua. “Alhamdulillah, ketiga putra-putri saya sekarang telah bekerja,” katanya.

Dulu saat usia saya masih muda, lanjutnya sehari bisa menghabiskan 10 kg beras ketan untuk membuat opak. Sekarang, berhubung saya sudah hanya menghabiskan 4 kg beras ketan. Namun demikian, semangat tidak pernah kendur untuk terus melestarikan pembuatan opak, sebagai makanan yang sehat dikarenakan tidak mengandung minyak.

“Untuk membuat opak yang berkualitas harus didukung dengan bahan-bahan yang berkualitas seperti beras ketan tidak boleh dicampur atau harus ketan kualitas terbaik serta kelapa yang benar-benar sudah tua untuk campurannya,” jelas Sutini.

Baca Juga:  Bukan Sekedar Penjaga Perbatasan, Satgas Yonif Raider 300/Bjw Juga Turut Cerdaskan Anak Papua

Lebih lanjut dia mengatakan, cara pembuatannya, saya masih sangat manual dan tanpa bahan pengawet, masih sangat alami baik dari bahan maupun pembuatan. Untuk makanan ini insyaallah bisa bertahan sampai dua bulan, karena opak cara membuatnya tidak menggunakan minyak goreng, tetapi dengan cara dibakar atau mirip bikin sate.

“Setelah dibakar, kemudian dibersihkan dari abu pembakaran lantas dilakukan pengepakan dengan plastik,” imbuhnya.

Baca Juga:  Kisah Aipda Peran Suhada dan Sepeda Onthelnya

Terpisah Kepala Desa Grantung, Karyono (41) menjelaskan, opak merupakan makanan khas desa Grantung dan sudah menjadi makanan turun temurun dari dulu. Opak sendiri, cara pembuatannya sangat unik dengan cara dibakar dengan kulit kelapa atau kayu bakar bukan dengan open.

“Opak di desa Grantung mau saya jadikan ikon makanan khas desa. Selain itu, saya mau lebih mengembangkan kacang grantungnya yang sudah cukup terkenal di Purbalingga, dan biasanya para pemudik membawa makanan opak maupun kacang grantung untuk oleh-oleh,” pungkas Karyono. (Iwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!