Ketua DPRD Salatiga, Teddy Sulistio: Hanya Karena Nila Setitik, Hilang Semua Jerih Payah Para Senior Bangun RSUD
Salatiga, beritaglobal.net – Buntut dari banyaknya korban dugaan penipuan perekrutan kerja di RSUD Kota Salatiga dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kota Salatiga, mendorong lebih kurang 29 ‘pelamar’ mengadukan nasib mereka dalam forum audiensi ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga dengan didampingi kuasa hukum Bambang Tri Wibowo, S.H., Senin (13/05/2019).
Baca juga: Oknum Pegawai RSUD Salatiga Diduga Tipu Puluhan Orang, Ini Kronologinya
Kepada beritaglobal.net, Elmeida warga Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, menyampaikan jika dirinya tidak tertarik mendaftar sebagai karyawan di RSUD Kota Salatiga melalui jalur BLUD, namun desakan dari Sulistiorini kepada keluarganya membuat dia akhirnya ikut serta dalam seleksi BLUD di UNES, 17 Oktober 2018.
“Dari ajakan berulang itu saya akhirnya ikut test, tapi disampaikan oleh Bu Lis, test itu untuk formalitas saja,” kata Elmeida seusai acara audiensi di ruang Bhineka, DPRD Kota Salatiga.
Dari proses test seleksi di UNES, dirinya lolos pemberkasan, namun tidak lolos di test CAT. “Anaknya Bu Lis juga ikut tes, tapi tidak masuk,” ujar Elmeida.
Elmeida dan keluarganya saat ini hanya menginginkan uang mereka dapat dikembalikan, namun saat ditanyakan berapa nominal yang telah disetor, dirinya enggan menyebutkan jumlah yang telah disetor kepada almarhum Sulistyorini.
Baca juga: Puluhan Korban BLUD RSUD Salatiga “Gerudug” DPRD Kota Salatiga
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistio, S.E., bersama dengan Direktur RSUD Kota Salatiga dr. Pamuji Eko Sudarko di ruang kerja Ketua DPRD, menuturkan bahwa pemecahan perkara ini adalah kerja bersama, tidak bisa sendiri.
“Dari RS, ndak semua insan di RS yang jelek, ada yang baik. Kita berharap ini kerja sama antar lembaga, inspektorat, DPRD dan tentu dengan masyarakat, jangan ada masalah seperti ini ‘mbledhos’ (mencuat) lagi,” pintanya dihadapan awak media.
Baca juga: Ada Dugaan Pungli Penerimaan Pegawai BLUD di RSUD Salatiga: Direktur dan Wadir Administrasi Keuangan Membantah!
Teddy menginginkan RS yang di bangun dengan berdarah – darah oleh para senior memancarkan atmosfer positif. Jangan sampai apa yang telah dilakukan selama ini hilang karena nila setitik, namun Teddy meminta untuk masalah yang terjadi harus diselesaikan.
“Itu ada DA itu siapa? Pecat itu! Ada ketegasan kewibaan seorang pemimpin untuk menyelesaikan, kemudian ada masalah hukum yang jadi domain masalah hukum, biar pak Bambang Tri yang selesaikan itu,” ujar Teddy.
Teddy menganggap semua permasalahan di Kota Salatiga adalah sebuah pelajaran untuk semua warga Kota Salatiga, “Tapi ini pelajaran kita, seperti Bank Salatiga, dan sebagainya,” pungkas Teddy.
Evaluasi Internal RSUD Kota Salatiga
Terkait dengan adanya oknum DA yang menjadi ‘makelar’ perekrutan BLUD, menurut dr. Pamuji Eko Sudarko, akan dikonsultasikan kepada pemilik RSUD Kota Salatiga dalam hal ini adalah Walikota Salatiga.
“Apakah akan dipecat, karena DA sudah sering ndak masuk. RS akan konsultasikan kepada pemilik, karena ini sudah menyangkut moral hazard, kami butuh kajian, seperti bagian umum, seruan pengawas intern kami dan dengan Dewan Pengawas (dewas),” kata dr. Pamuji.
Evaluasi internal akan tetap dilaksanakan, sesuai dengan instruksi Walikota Salatiga Yuliyanto, S.E., M.M., kepada seluruh jajaran RSUD Kota Salatiga dalam menciptakan RSUD sebagai zona melayani, wilayah bebas korupsi.
“Akan kami perintahkan kepada seluruh elemen di RS untuk selalu punya semngat melayani, akuntabel dan transparan. Tapi untuk oknum seperti dewas adalah kewenangan pemilik, karena beliau yang mengawasi kinerja kita. Dari pemilik ke dewas, dan dewas kepada kami,” tandas Direktur RSUD dr. Pamuji Eko Sudarko. (Fera Marita/Agus S)
Tinggalkan Balasan