Protes Para Pena: Jurnalis Surabaya Meminta Transparansi Polrestabes Soal Akses Informasi
Laporan: Iswahyudi Artya
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Puluhan jurnalis dari berbagai media online di Surabaya menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Polrestabes Surabaya pada Senin (14/10/2024). Aksi ini dipicu oleh dugaan ketidakadilan dalam pemberian akses informasi oleh Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Haryoko, yang dituding hanya memberikan informasi kepada beberapa media tertentu, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan wartawan lainnya.
Para jurnalis, yang tergabung dalam grup WhatsApp Vanguard, menuntut transparansi dan keadilan dalam distribusi rilis berita dari kepolisian. Bayu, pimpinan media Berita Cakrawala sekaligus koordinator lapangan aksi, menyatakan bahwa pihaknya menginginkan kesempatan yang sama bagi semua media untuk mendapatkan informasi penting, terutama yang berkaitan dengan kegiatan kepolisian.
“Kami ingin transparansi. Semua media, tanpa kecuali, harus mendapatkan akses informasi yang sama, terutama rilis berita dari kepolisian,” tegas Bayu. Ia menambahkan bahwa grup WhatsApp Vanguard, yang terdiri dari sekitar 50 media, memiliki legalitas lengkap dan layak mendapatkan akses yang setara.
Keluhan para jurnalis ini didasarkan pada pengalaman mereka yang merasa sering diabaikan dalam distribusi rilis berita. Mereka menilai ada diskriminasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam memilih media tertentu untuk menerima informasi. “Kami merasa ada ketidakadilan. Kami juga punya hak yang sama sebagai media yang sah,” lanjut Bayu.
Dalam aksi tersebut, para jurnalis membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan keadilan dan transparansi. Mereka meminta Kapolrestabes Surabaya untuk segera mengevaluasi kinerja AKP Haryoko agar distribusi informasi dari Polrestabes bisa lebih profesional dan adil. “Kami akan terus menyuarakan aspirasi ini sampai ada tindakan nyata dari kepolisian,” tegas Umar Hayat, pimpinan media Jatim Investigasi.
Rencananya, aksi protes ini akan berlanjut pada Rabu (16/10/2024), dengan fokus tuntutan agar Kapolrestabes Surabaya turun tangan langsung dalam menyelesaikan masalah ini. Para jurnalis berharap mekanisme distribusi informasi dari Polrestabes Surabaya dapat diperbaiki, sehingga lebih transparan dan profesional.
Menanggapi aksi tersebut, pihak Polrestabes Surabaya melalui Kabag Ops sempat menemui perwakilan jurnalis untuk berdialog. Namun, upaya audiensi ini ditolak oleh para jurnalis yang meminta agar seluruh anggota grup WhatsApp Vanguard ikut serta dalam pertemuan, demi memastikan keterbukaan dalam pembahasan isu.
Aksi protes ini menjadi momen penting bagi jurnalis di Surabaya dalam memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan akses informasi yang adil, sekaligus mendorong profesionalisme dan transparansi di institusi terkait. (*)
Tinggalkan Balasan