140 Proyek Infrastruktur Dikebut, Pemkot Salatiga Tegaskan Pekerjaan TWR Sesuai Spesifikasi
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Pemerintah Kota Salatiga terus menggenjot pembangunan infrastruktur di berbagai titik. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 140 proyek yang saat ini sedang dikerjakan, mulai dari jalan, gedung, hingga jembatan. Seluruh proyek tersebut ditargetkan selesai sebelum 20 Desember 2025.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Salatiga, Syahdani Onang Prastowo, menegaskan bahwa penyelesaian proyek menjadi prioritas penting mengingat perannya dalam mendukung pelayanan publik dan memperkuat daya saing kota.
“Untuk total di Salatiga kurang lebih ada sekitar 140-an titik, dari bina marga, cipta karya, dan pengairan. Kontrak maksimal harus selesai tanggal 20 Desember,” ujarnya saat ditemui Suaraglobal.com di ruang kerjanya, Selasa (30/9/2025).
Proyek Strategis: Dari Disdukcapil hingga TWR
Beberapa proyek dinilai strategis karena menyangkut fasilitas pelayanan masyarakat langsung. Di antaranya pembangunan kantor Kelurahan Mangunsari, kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), sejumlah jembatan, serta pengembangan kawasan Taman Wisata Religi (TWR).
Dani menegaskan, seluruh proyek berada dalam pengawasan ketat. “Ada pengawasan dari internal dinas, juga dari konsultan pengawas. Setiap dua minggu kita rapat evaluasi, termasuk soal K3, kesesuaian gambar, dan spesifikasi,” jelasnya.
Menurutnya, sejauh ini tidak ada temuan besar. Hanya terdapat kendala kecil seperti material batu yang kualitasnya tidak sesuai sehingga harus diganti. “Respons kontraktor bagus, komunikasi juga lancar,” tambahnya.
Jembatan Banyupuitih Jadi Sorotan Publik
Salah satu proyek yang sempat menimbulkan keresahan masyarakat adalah pembangunan Jembatan Banyupuitih. Pasalnya, proyek ini menyebabkan kemacetan panjang di kawasan Pulutan.
Namun Dani meluruskan bahwa penyebab utama bukanlah pekerjaan jembatan, melainkan pembangunan crossing saluran air di depan Masjid Pulutan. “Pekerjaan tinggal satu box cover, tapi terkendala jaringan pipa sehingga mundur sehari. Pada Kamis terjadi macet panjang, tapi Jumat sudah lancar kembali,” ungkapnya.
Tersendat di Tahap Uji Besi
Meski dikebut, beberapa pekerjaan masih tersendat karena proses pengujian material besi. Dani menekankan bahwa pengujian tersebut wajib dilakukan demi menjamin mutu konstruksi.
“Lab yang direkomendasikan di Jawa Tengah hanya dua. Biasanya hasil keluar satu minggu sampai 10 hari, tapi kemarin sampai tiga minggu. Jadi mau pakai besi pun belum bisa sebelum ada hasil uji. Akhirnya terjadi keterlambatan,” ujarnya.
DPUPR juga menegaskan bahwa kontraktor yang tidak bisa menepati waktu akan dikenai sanksi. “Tetap dikenai denda keterlambatan, satu per mil dari nilai kontrak,” tegasnya.
TWR: Ketat Soal Spesifikasi dan Keselamatan
Pantauan di lapangan menunjukkan proyek Taman Wisata Religi (TWR) berjalan sesuai rencana. Pekerjaan yang dimulai pada 7 September 2025 dan ditargetkan selesai dalam 90 hari ini dilaksanakan oleh CV Mitra Usaha Sejati bersama Rajendra Contrucktion.
“Dalam pelaksanaan pengerjaan konstruksi kami pastikan sesuai spesifikasi sebagaimana ada pada gambar kerja,” ujar Joko, pelaksana lapangan.
Selain memastikan material besi sesuai standar, pihak kontraktor juga mewajibkan seluruh pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD). Hal ini ditegaskan oleh Yatno, mandor proyek. “Intinya kami mengerjakan secara baik dan tentunya ada pengawasan ketat,” ujarnya.
Optimisme Rampung Tepat Waktu
Dengan sistem pengawasan berlapis, evaluasi rutin, serta komitmen kontraktor, Pemkot Salatiga optimistis ratusan proyek ini bisa rampung sesuai tenggat. Infrastruktur yang dibangun diharapkan tidak hanya memperbaiki kualitas layanan publik, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kenyamanan warga di Kota Hati Beriman. (*)
Tinggalkan Balasan