Merangkul Gen Z: Jokhanan Kristiyono Tekankan Transparansi dan Edukasi Politik di Pilkada 2024
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Menyongsong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, perhatian terhadap pemilih pemula, terutama Generasi Z (Gen Z), semakin intensif. Jokhanan Kristiyono, pemerhati komunikasi politik sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS), menekankan pentingnya strategi komunikasi yang efektif dan inklusif untuk menggaet kelompok pemilih potensial ini. Dalam wawancara yang berlangsung pada Minggu (15/9/2024), Jokhanan menjelaskan bahwa pendekatan konvensional yang hanya mengandalkan media sosial tidak cukup untuk meraih simpati dan partisipasi Gen Z dalam politik.
“Dalam praktik umum, strategi komunikasi seringkali diarahkan pada pemahaman bahwa media sosial adalah alat utama untuk menjangkau Gen Z. Namun, pendekatan ini terlalu sederhana. Gen Z juga cermat dalam menimbang isu-isu yang relevan, tidak hanya fokus pada platform komunikasi,” kata Jokhanan. Ia juga menegaskan bahwa penggunaan media sosial memang penting, namun yang lebih mendasar adalah menghadapi ketidakpercayaan generasi ini terhadap politik.
Menurut Jokhanan, strategi yang tepat harus mencakup transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses politik. Gen Z, yang cenderung skeptis terhadap politisi, sangat menghargai keterbukaan dalam pengambilan keputusan. Pemerintah dan politisi harus lebih transparan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka jika ingin mendapatkan dukungan dari pemilih muda ini.
“Pendidikan politik yang menarik dan relevan harus disediakan melalui platform yang digunakan oleh Gen Z. Keterlibatan langsung mereka dalam proses politik, seperti forum diskusi, debat publik, dan kampanye sosial, akan meningkatkan rasa dihargai dan terlibat,” ujar Jokhanan, menyoroti perlunya mengajak generasi muda dalam dialog yang konstruktif untuk mengatasi polarisasi politik.
Lebih lanjut, Jokhanan juga menjelaskan bahwa isu-isu seperti perubahan iklim, keadilan sosial, dan hak asasi manusia adalah topik yang sangat menarik bagi Gen Z. “Memfokuskan kampanye pada isu-isu ini dapat menarik perhatian dan dukungan mereka. Jika pesan politik disampaikan oleh influencer yang memiliki pengaruh besar di kalangan Gen Z, kesadaran dan partisipasi mereka akan meningkat,” katanya.
Dewan Pakar Relawan TIK Jawa Timur ini juga menekankan pentingnya penyebaran informasi yang akurat untuk melawan hoaks yang dapat merusak kepercayaan publik. Selain itu, ia mengusulkan kampanye politik yang kreatif dan edukatif, melalui konten yang mudah dipahami, sebagai bagian dari pendekatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilu dan partisipasi aktif.
Dalam perspektif yang lebih luas, Jokhanan menjelaskan bahwa Gen Z peduli pada isu-isu global yang mempengaruhi kehidupan mereka, mulai dari perubahan iklim hingga kesehatan mental. “Gen Z melihat perubahan iklim sebagai ancaman serius terhadap masa depan mereka, sementara kesehatan mental menjadi perhatian utama karena mereka lebih terbuka dalam membicarakan masalah seperti kecemasan, depresi, dan stres,” jelasnya.
Dengan beragam isu yang relevan ini, Jokhanan mengingatkan pentingnya pendekatan yang menyentuh langsung kepedulian Gen Z. Dengan adanya dialog yang terbuka dan inklusif, serta strategi komunikasi yang transparan, para politisi diharapkan mampu menarik partisipasi Gen Z dalam Pilkada 2024. (*)
Tinggalkan Balasan