Prestasi Kendalikan Karhutla di Lahan Gambut, Tarik Minat Parlemen Norwegia Melihat Langsung Pengelolaan Hutan Indonesia

Pengelolaan tanaman hutan gambut di Pulau Kalimantan oleh tim Manggala Agni Daops Pontianak, Kalimantan Barat. (Foto: Manggala Agni Daops Pontianak)

Jakarta, beritaglobal.net – Selama kurun waktu 2015 hingga 2017, Indonesia berhasil menekan angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan pantauan Posko Pengendalian Karhutla KLHK, luas karhutla tahun 2017 menurun 93,66% dibandingkan tahun 2015.

Disampaikan kepada beritaglobal.net, Sabtu (15/09/2018), oleh Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Djati Witjaksono Hadi, tentang detail karhutla dari Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Rafles B. Panjaitan, terdapat penurunan lebih kurang 62,25% pada tahun 2017 karhutla dari data karhutla tahun 2016 lalu.

“Pada tahun 2015, luas total karhutla di Indonesia seluas 2.611.411 hektar, sedangkan tahun 2017 seluas 165.484 hektar. Jika dibandingkan tahun 2016, luas karhutla 2017 juga menurun sebesar 62,25%,” terang Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B. Panjaitan, dalam release Kabiro Humas KLHK RI, Djati Witjaksono Hadi.

Baca Juga:  Tercebur ke Dalam Sumur Sedalam 15 Meter, Seorang Kakek Masih Bisa Diselamatkan Oleh Tim SAR

Penurunan angka karhutla ini menjadi capaian positif bagi Pemerintah Indonesia. Tidak hanya berhasil dalam pengendalian karhutla, tetapi juga berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca.

Pencapaian target Indonesia dalam pengelolaan hutan khususnya pengendalian perubahan iklim mendapat perhatian dari Parlemen Norwegia. Lima belas anggota Parlemen Norwegia dari Komisi Energi dan Lingkungan berencana akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 21 – 27 September 2018 mendatang. “Mereka ingin mendapatkan gambaran mengenai pencapaian target Indonesia dengan melihat langsung di tingkat tapak,” kata Raffles.

Baca Juga:  Dari Dunia Malam ke Pusat Kreativitas: Transformasi Baru Gang Dolly

Kunjungan ini difokuskan pada lokasi perhutanan sosial, pengendalian perubahan iklim, dan pengelolaan kelapa sawit. Khusus untuk agenda pengendalian perubahan iklim, akan mengunjungi Markas Daops Manggala Agni Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Markas Manggala Agni yang pernah ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo pada awal 2015 ini menjadi representasi pengendalian karhutla khusus pada lahan gambut di Indonesia.

Dalam agenda kunjungan, Parlemen Norwegia berencana akan meninjau langsung sumberdaya dan upaya-upaya pengendalian karhutla di wilayah Kalimantan Barat. Praktek pembukaan lahan tanpa bakar yang dilakukan masyarakat menjadi salah satu titik yang hendak ditinjau.

Baca Juga:  MOOLA: Langkah Baru Pemkab Lamongan untuk Mengangkat Kelas UMKM dengan Konsep Modern Mart

Raffles mengungkapkan bahwa pengelolaan gambut menjadi fokus Parlemen Norwegia, karena karhutla yang terjadi pada lahan gambut ini berdampak besar pada emisi yang dihasilkan. “Indonesia dinilai telah berhasil menurunkan emisi CO2 yang dihasilkan dari kebakaran gambut,” lanjutnya.

Pada tahun ini, tantangan Indonesia dalam pengendalian karhutla masih cukup besar. Musim kemarau yang lebih panjang dan lebih kering dari tahun sebelumnya menjadi tantangan yang harus dihadapi.

Upaya pengendalian karhutla dengan mengedepankan pencegahan terus diintensifkan. Penyadartahuan kepada masyarakat terus ditingkatkan. Begitu pula sinergi antara para pihak di tingkat tapak terus diperkuat dengan dukungan partisipasi masyarakat. (FRM/HMS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!