Warumas dan Semangat Abadi: Antologi Puisi ke-7 “Menulis dengan Nurani” Resmi Diluncurkan
Laporan: Damayanti
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Komunitas Wartawan Usia Emas (Warumas) Jawa Timur kembali menorehkan sejarah dalam dunia literasi dengan meluncurkan buku antologi puisi ke-7 mereka, bertajuk Menulis dengan Nurani. Peluncuran buku ini menjadi bagian dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 dan berlangsung di Fairway Nine Mall, Surabaya, pada Sabtu (15/2/2025).
Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan bagi para wartawan senior yang masih aktif berkarya, tetapi juga diramaikan dengan parade pembacaan puisi oleh anggota Warumas. Para jurnalis berusia 55 tahun ke atas ini membuktikan bahwa menulis bukan sekadar profesi, tetapi sebuah panggilan jiwa yang terus mereka jaga dengan sepenuh hati.
Menulis, Lebih dari Sekadar Profesi
Achmad Pramudito, salah satu perwakilan Warumas, menegaskan bahwa buku ini merupakan bukti bahwa semangat berkarya tidak luntur oleh usia.
“Kami bersyukur bisa kembali menerbitkan antologi puisi ke-7 ini. Bagi kami, menulis bukan hanya pekerjaan, tetapi juga bagian dari perjalanan hidup yang ingin terus kami bagikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Warumas telah konsisten menerbitkan karya sastra secara mandiri dalam tiga tahun terakhir, tanpa bergantung pada pendanaan besar. Solidaritas dan kecintaan terhadap dunia literasi menjadi kunci keberlanjutan komunitas ini.
Buku Menulis dengan Nurani mengangkat tema yang menggambarkan pengalaman panjang para jurnalis—menulis dengan ketulusan, kepekaan, dan nilai-nilai yang lebih dari sekadar berita. Setiap larik puisi dalam buku ini menjadi refleksi perjalanan para wartawan yang beralih ke dunia sastra tanpa meninggalkan nilai-nilai jurnalisme.
Pergantian Penulis dan Dukungan Tokoh Publik
Pada edisi kali ini, terjadi perubahan dalam daftar penulis tetap. Imung Mulyanto, anggota Warumas, menjelaskan bahwa meskipun jumlah penulis tetap masih 12 orang, ada satu pergantian nama.
“Kami kehilangan salah satu rekan kami, Karyanto, mantan wartawan Harian Surya yang wafat pada Desember 2024. Posisinya digantikan oleh Riamah Daulat, mantan wartawan dan redaktur Majalah Liberty,” kata Imung.
Peluncuran buku ini turut mendapat apresiasi dari berbagai tokoh, di antaranya Suprawoto (mantan Bupati Trenggalek dan Kadis Kominfo Jatim), Yousri Raja Agam (wartawan senior Jawa Timur), serta Yusron Aminoelah (CEO Durian Par Center Wonosalam). Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa karya literasi dari jurnalis senior tetap mendapat tempat di hati masyarakat.
Menginspirasi Generasi Muda dengan Lomba Puisi
Sebagai bagian dari peringatan HPN 2025, Warumas tidak hanya meluncurkan buku, tetapi juga menggelar lomba menulis puisi bertema Menulis dengan Nurani bagi pelajar SMP dan SMA. Kompetisi yang diselenggarakan bersama IniSurabaya.com ini menarik lebih dari 80 peserta dengan total lebih dari 200 puisi yang dikirimkan
Lima karya terbaik dari lomba ini mendapat kehormatan untuk dimuat dalam buku antologi, memberi kesempatan bagi generasi muda untuk merasakan kebanggaan karyanya terbit bersama para wartawan senior.
Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya Warumas dalam menjaga semangat literasi di kalangan jurnalis senior.
“Menulis puisi bukan hanya tentang merangkai kata, tetapi juga tentang mendalami makna dan refleksi kehidupan. Para wartawan senior ini telah menunjukkan bahwa menulis dengan nurani adalah seni yang tak lekang oleh waktu,” ujar Lutfil.
Menulis Tanpa Batasan Usia
Peluncuran Menulis dengan Nurani menjadi bukti bahwa semangat menulis tidak mengenal batas usia. Dengan dedikasi yang tinggi, para wartawan senior Warumas terus berkontribusi dalam dunia sastra, meninggalkan jejak berharga dalam sejarah literasi Indonesia.
Buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus mencintai dunia membaca dan menulis. Warumas telah membuktikan bahwa selama semangat masih ada, usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya. (*)
Tinggalkan Balasan