MNEK 2025 di Bali: Latihan Maritim Multinasional yang Jadi Panggung Emas bagi Ekonomi Kreatif Lokal
Laporan: Ninis Indrawati
BALI | SUARAGLOBAL.COM – Perhelatan 5th Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2025 yang berlangsung di Pelabuhan Benoa, Bali, tidak hanya menjadi ajang latihan maritim multinasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif lokal. Dengan dihadiri lebih dari 3.500 personel dari 39 negara, acara ini menjadi kesempatan emas bagi perajin Bali untuk memperkenalkan produk seni mereka ke pasar internasional, (16/02/25).
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Riefky menegaskan bahwa acara bertaraf global ini membawa manfaat yang luas, tidak hanya di sektor pertahanan dan pariwisata, tetapi juga dalam meningkatkan daya saing ekonomi kreatif lokal.
“MNEK 2025 ini tidak hanya meningkatkan kerja sama pertahanan, tetapi juga membuka peluang besar bagi perajin lokal untuk memperluas pasar mereka. Dengan banyaknya delegasi asing yang hadir, ini bisa menjadi pintu gerbang bagi produk ekonomi kreatif Bali menuju pasar global,” ujar Riefky dalam sambutannya.
Antusiasme Perajin Lokal: Produk Seni Bali Mendapat Perhatian Dunia
Keberadaan tamu dan peserta dari berbagai negara memberikan kesempatan bagi para perajin untuk memamerkan hasil karya mereka. Salah satu yang merasakan dampak positif adalah I Nyoman Weda, seorang pemahat kayu asal Ubud. Ia mengaku mendapatkan banyak pesanan langsung dari delegasi asing yang tertarik dengan detail ukiran khas Bali.
“Saya senang sekali! Banyak tamu luar negeri yang membeli ukiran saya. Bahkan ada yang langsung memesan untuk dibawa ke negara mereka. Ini kesempatan besar bagi seniman seperti kami,” ungkapnya dengan antusias.
Hal serupa dialami Wayan Sadra, seniman egg painting yang melukis di atas cangkang telur. Seni uniknya berhasil mencuri perhatian pengunjung asing yang sebelumnya belum pernah melihat teknik tersebut.
“Beberapa tamu dari luar negeri sangat kagum dengan detail lukisan saya. Mereka banyak bertanya tentang tekniknya dan saya berharap seni ini bisa lebih dikenal secara internasional,” katanya.
Pameran ekonomi kreatif yang diselenggarakan di sela-sela MNEK 2025 ini menjadi wadah bagi para perajin untuk menjalin jaringan bisnis dengan pembeli dan investor dari berbagai negara.
Dukungan Pemerintah untuk Ekonomi Kreatif Berkelanjutan
MNEK 2025 menjadi bagian dari implementasi Program Asta Cita, sebuah inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis kreativitas. Dengan adanya pameran ekonomi kreatif dalam acara ini, para pelaku usaha tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga kesempatan untuk mengembangkan usaha mereka ke tingkat global.
Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) berkomitmen untuk terus mendukung perajin melalui program fasilitasi, promosi, dan pendampingan, agar produk-produk lokal semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar dunia.
“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus digelar di berbagai daerah, agar lebih banyak perajin yang mendapatkan manfaat serta kesempatan memperkenalkan karyanya ke dunia internasional,” tambah Menekraf Riefky.
Harapan ke Depan: Bali Sebagai Pusat Ekonomi Kreatif Global
Kesuksesan MNEK 2025 di Bali membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor antara pertahanan, pariwisata, dan ekonomi kreatif dapat memberikan manfaat luas. Selain memperkuat kerja sama maritim internasional, acara ini juga membuka peluang baru bagi para pelaku ekonomi kreatif Indonesia.
Sebagai destinasi wisata dan pusat kebudayaan, Bali semakin menunjukkan potensinya sebagai lokasi strategis untuk perhelatan berskala global. Bukan hanya menarik wisatawan, tetapi juga mengangkat industri kreatif lokal ke panggung dunia.
Diharapkan, ajang serupa di masa depan dapat terus mendukung ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan, sehingga produk seni dan budaya Indonesia semakin dikenal dan diminati di kancah internasional. (*)
Tinggalkan Balasan