‘Gathotkaca’ dan ‘Punakawan’ Kawal ‘Monster Durian’ Raksasa di Desa Ngampin
![]() |
Foto: Fera/Vitri |
Ungaran, beritaglobal.net – Warga lingkungan Lonjong, Desa Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, heboh dengan adanya arak – arakan buah durian raksasa atau bisa disebut Monster (replika besar) Durian dengan dikawal ‘Gathotkaca’ dan ‘Punakawan’, Jumat (19/04/2019).
Kehebohan ratusan warga lingkungan Lonjong, Desa Ngampin, adalah merupakan Kirab Budaya sebagai puncak acara Merti Dusun rutin, yang digelar setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan.
Selain kirab budaya yang melibatkan hampir seluruh warga Lingkungan Lonjong, merti dusun juga dimeriahkan oleh pagelaran wayang kulit, campur sari, ziarah kubur, bersih sungai serta penanam pohon gayam dibeberapa titik.
Kirab budaya ini adalah keempat kalinya terselenggara di lingkungan Lonjong, Desa Ngampin, seperti dituturkan Wakhid, selaku ketua panitia kepada beritaglobal.net, disela acara kirab.
“Ini sudah ke empat kalinya mbak. Kalau dulu merti dusun hanya ziarah makam dan hiburan saja. Kali ini kita mengusung kirab budaya harapannya warga kami khususnya generasi muda bisa lebih mencintai budaya dusun sekaligus nguri – uri kearifan lokal di lingkungan kita. Selain itu biar Lingkungan Lonjong lebih dikenal oleh masyarakat luar,” ujar Wakhid.
Wakhid juga menambahkan bahwa kirab budaya kali ini menampilkan atraksi budaya masing – masing RT yang ada di Lingkungan Lonjong dan daerah sekitar.
“Selain menampilkan budaya dari 4 RT di Lingkungan Lonjong ini, kami juga menggandeng komunitas budaya di sekitar Lonjong. Salah satunya NCF (Ngampin Culture Fest), juga dari Forum Komunitas Ambarawa,” papar Wakhid.
Kirab budaya yang bertajuk Alamku Budayaku, mengambil rute sejauh 5 kilometer, dengan start dan finish di Lonjong.
“Kirab budaya ini nanti akan ditutup dengan acara cetingan mbak. Cetingan sendiri sebagai bentuk rasa syukur kami terhadap alam di Lonjong ini dan juga sebagai ajang silaturahim warga untuk mempererat persaudaraan masyarakat Lonjong. Di acara cetingan ini warga menyediakan nasi kluban (urap) komplit di dalam ceting – ceting atau bakul dari bambu dan nanti akan kita makan bersama – sama dengan seluruh warga dan pengunjung,” pungkas Wakhid. (Fera Marita/Vitri Prabawani)
Tinggalkan Balasan