Tape Uli, Sajian Khas Perayaan Hari Besar dan Hajatan di Bumi Betawi
![]() |
Rosyid pelestari masakan tradisional tape uli, saat memberi penjelasan tentang tape uli. |
Bekasi, beritaglobal.net – Setiap daerah mempunyai ciri khas di setiap sisi kehidupan masyarakatnya, bisa dari seni budaya dan tradisi kuliner.
Tape Uli, adalah salah satu tradisi kuliner yang masih bertahan hingga kini di tanah Betawi (Jakarta, Bekasi, sebagian Cikarang). Makanan khas Betawi ini, masih dapat kita jumpai di setiap perayaan hari besar dan acara hajatan serta beberapa pasar tradsional di seputar Kota Bekasi hingga Pasar Tambun Kabupaten Bekasi.
Ditemui beritaglobal.net, Selasa (19/06/2018), di kediamannya di kampung Simpang Lima RT 01 RW 05, Desa Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pasangan Rosyid (63) dan Tarsih (45), sedikit menjelaskan tentang makanan khas ini.
“Tape uli mah…makanan khas orang Betawi dari nenek moyang, mas,” kata Rosyid.
![]() |
Ilustrasi tape uli, makanan khas Betawi |
Lebih lanjut Rosyid menjelaskan bahwa pembuatan tape uli dipengaruhi oleh kualitas bahan bakunya. Tape Uli bahan utamanya dari ketan, se-gantang (sekira 10 liter) ketan, bisa dibuat uli sebanyak 6 liter dan ketan 4 liter atau sebaliknya sesuai selera. Uli dibuat setelah proses pembuatan tape lebih kurang 2 hari tiga malam dari proses peragian.
“Biasanya kita bikin se-gantang pas ada acara hajatan atau hari besar, untuk tape dibuat dari ketan biasa dan ketan hitam, biasanya kita bikin tape dulu sekitar dua hari tiga malam, di saat memasuki malam ke tiga, kita rendem ketan putih untuk pembuatan uli,” ungkap Rosyid lebih lanjut.
Disambung oleh Tarsih, menikmati tape uli paling enak adalah saat uli masih hangat dan empuk, jadi rasa gurih uli dan asam manis tape menjadi paduan yang khas dari makanan ini.
“Paling enak mas, kalau makan tape uli itu pas uli masih anget dan empuk, gurihnya uli nyampur sama rasa asam manisnya tape,” ujar Tarsih.
Selain makanan khas untuk dinikmati, Rosyid sedikit menjelaskan khasiat air tape baik untuk pencernakan.
“Air tape sendiri kan juga bagus untuk pencernakan, selain itu waktu musim dingin, air tape bisa menghangatkan badan,” tandas Rosyid.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat Haji Luqman menegaskan bahwa makanan khas daerah harus tetap kita lestarikan sebagai budaya leluhur.
“Sekarang ini, makanan khas daerah sudah mulai luntur oleh makanan cepat saji, untuk itu kita perlu lestarikan, karena resep tradsional adalah warisan turun temurun dari para leluhur,” ungkap Haji Luqman. (ASB)
Tinggalkan Balasan