Laporan: Imam P
KAB SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM – Dalam upaya memperkuat profil pelajar Pancasila, ratusan siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan melaksanakan kegiatan yang inovatif dan bermanfaat. Pada hari Rabu (28/08/2024), mereka secara berkelompok menciptakan kursi dan meja yang cantik dari bahan dasar ban mobil bekas. Kegiatan ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan kreativitas, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari praktik kolaborasi, gotong royong, dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan panduan dari Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Budi Prasetyawan, para siswa mampu mengubah ban mobil bekas yang disediakan menjadi delapan set kursi dan meja.
Sebelum kegiatan berlangsung, para siswa sudah mempersiapkan ban mobil bekas yang didapatkan dari bengkel mobil di sekitar lingkungan sekolah. Mereka juga mengumpulkan tali tambang, sekrup, dan bahkan meminjam bor listrik dari tetangga untuk digunakan dalam proses pembuatan. Semua bahan yang digunakan merupakan bahan daur ulang yang didapat dari lingkungan sekitar, sehingga kegiatan ini juga mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya yang ada.
Budi Prasetyawan, yang juga merupakan pemilik Rumah Edukasi AIG Bunda Nisa, berperan sebagai tutor dalam kegiatan ini. Ia memulai sesi dengan memberikan penjelasan teoritis kepada para siswa tentang cara membuat kursi dan meja dari ban mobil bekas. Setelah itu, mereka langsung mempraktikkan teori tersebut di lapangan sekolah. Dengan antusiasme yang tinggi, para siswa mengikuti setiap instruksi dari Budi dan secara bergantian mencoba melakukan setiap tahap pembuatan.
“Anak-anak perhatikan, ya. Nah, jadi caranya seperti ini. Lakukan dengan hati-hati, ya. Pasti semuanya bisa mengerjakan ini. Ayo, kita semangat. Ikuti seperti Pak Budi, ya. Baik, silakan mencoba satu-satu bergantian, Pak Budi akan lihat dan arahkan,” kata Budi sambil memberikan contoh cara melubangi ban dan memasukkan tali tambang.
Dengan semangat, para siswa menggunakan bor listrik untuk melubangi ban mobil bekas di bawah bimbingan fasilitator. Setelah lubang-lubang terbentuk, tali tambang dimasukkan dan dianyam, yang kemudian akan membentuk dasar kursi atau meja. Meskipun terlihat sederhana, proses ini memerlukan ketelitian dan kesabaran, serta kerja sama yang baik antar siswa.
Demas Elang, salah satu siswa yang turut serta dalam kegiatan ini, mengaku merasa mudah dalam menyelesaikan tugas tersebut. “Wah, ternyata sangat mudah. Penjelasan dari Pak Budi mudah diterima dan jelas. Kamipun antusias bergantian mempraktikkan apa yang dicontohkan oleh narasumber. Dalam waktu sekitar dua jam, sebagian kursi dan meja sudah ada yang jadi. Karena semuanya terlibat dan didampingi secara intensif oleh bapak dan ibu guru. Kamipun buru-buru berrebut ingin segera mencoba. Dan ternyata kuat sekali kursinya. Lebih dari dua siswa duduk bersamaan, kursi tetap kuat,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan ini belum selesai di hari itu. Para siswa masih akan melanjutkan proyek mereka keesokan harinya dengan menyelesaikan bagian yang belum rampung, seperti menggabungkan dua ban mobil untuk menambah tinggi kursi atau meja. Setelah itu, mereka akan mewarnai hasil karya mereka sesuai dengan kreativitas masing-masing, menjadikan setiap set kursi dan meja unik dengan sentuhan pribadi. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis dalam keterampilan hidup, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai estetika, kreativitas, dan kerja tim kepada para siswa. (*)
