Senam Berkebaya: Semangat Kartini Masa Kini dalam Perayaan Hari Ibu ke-96 di Salatiga
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Perayaan Hari Ibu Nasional ke-96 di Kota Salatiga pada Minggu (22/12/2024) berlangsung meriah dengan sentuhan unik. Ratusan ibu-ibu dan remaja putri bertransformasi menjadi \”Kartini masa kini\” melalui kegiatan Senam Berkebaya, sebuah konsep senam yang menggabungkan olahraga dan budaya. Bertempat di halaman Resto Mega Mendung, Jalan Joko Tingkir, acara ini diprakarsai oleh instruktur senam profesional, Susi Cing-cing.
Dengan memadukan aerobik, zumba, dan tarian energik, para peserta tidak hanya menikmati olahraga yang menyenangkan tetapi juga memperlihatkan kebanggaan budaya melalui kebaya modis yang dirancang nyaman untuk bergerak. Kegiatan ini menjadi ajang perayaan sekaligus pengingat pentingnya kesehatan perempuan.
Susi, yang memiliki nama lengkap Susi Wati Gurusinga SE Akt., menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui kesehatan fisik tanpa melupakan identitas budaya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa tetap sehat, kuat, dan energik di tengah kesibukan, sambil tetap melestarikan nilai-nilai budaya. Kebaya yang kami pakai ini adalah simbol semangat Kartini yang relevan dengan kehidupan modern,” ujar Susi, yang telah menjadi instruktur nasional sejak 2003.
Uniknya, kebaya yang menjadi dress code peserta justru menarik perhatian masyarakat sekitar. Banyak warga yang menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menyaksikan ratusan peserta senam yang lincah bergerak meski mengenakan kebaya dan sepatu olahraga.
Acara yang diikuti sekitar 200 peserta ini berhasil memikat perempuan dari berbagai usia, mulai dari remaja hingga lansia. Salah satu peserta, Nanik (61), bahkan membawa cucunya ke atas panggung. “Anak atau cucu tidak seharusnya menjadi alasan untuk berhenti bergerak. Justru ini menjadi momen saya menjaga kesehatan agar tetap bisa mendampingi mereka lebih lama,” katanya dengan semangat.
Sebagai penutup, para peserta memberikan kejutan ulang tahun kepada Susi berupa kue, bucket uang, dan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Momen ini menjadi simbol kekompakan dan semangat kebersamaan di antara para peserta.
“Kegiatan ini bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat solidaritas perempuan,” ujar salah satu panitia.
Acara Senam Berkebaya ini menjadi bukti bahwa perayaan Hari Ibu bisa dilakukan dengan cara yang kreatif, inspiratif, dan sarat makna. Dengan perpaduan gerak dan budaya, perempuan Salatiga menunjukkan bahwa semangat Kartini akan terus hidup dan relevan di era modern. (*)
Tinggalkan Balasan