23 Warna Budaya Menyatu di IICF 2025 Usung Semangat Akulah Indonesia: Dari Tradisi hingga Kuliner Nusantara

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Lapangan sepak bola Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga disulap menjadi panggung kebhinekaan dalam gelaran Indonesian International Culture Festival (IICF) 2025, Selasa (24/06/2025). Tak kurang dari 23 etnis budaya dari berbagai daerah di Indonesia turut memeriahkan festival tahunan yang mengangkat tema “Akulah Indonesia”.

Acara dibuka secara resmi oleh Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp.OG, yang hadir bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Rektor UKSW. Dalam sambutannya, Robby menyampaikan harapan besar agar IICF 2025 menjadi momentum penting dalam merajut kembali semangat persatuan melalui keberagaman budaya.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Resmikan Tol Indrapura-Kisaran dan Bayung Lencir-Tempino: Gerbang Baru untuk Konektivitas dan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

“23 etnis budaya yang hadir dan tampil di festival ini bukan hanya ajang pertunjukan, tapi merupakan pengejawantahan dari semangat Bhinneka Tunggal Ika. Tema ‘Akulah Indonesia’ sangat tepat untuk merefleksikan bahwa setiap tarian, lagu, busana, dan nada yang ditampilkan, adalah bagian dari satu identitas besar Indonesia,” ujar Robby dalam sambutannya.

Lebih jauh, Robby juga mengaitkan makna keberagaman ini dengan filosofi Jawa Sangkan Paraning Dumadi—sebuah ajaran yang mengajak setiap individu untuk merenungi asal-usul dan tujuan hidupnya.

Baca Juga:  KPU Buru Sukses Gelar Debat Publik Kedua Calon Wakil Bupati (Cawabup), Mamulaty : Sesuai dengan Amanat Undang-Undang

“Dalam konteks kebangsaan, filosofi ini mengingatkan kita bahwa kita berasal dari satu rahim Ibu Pertiwi, yakni Indonesia. Maka sudah sepantasnya kita rawat dan jaga segala kekayaan budaya ini sebagai warisan luhur bangsa,” imbuhnya.

Robby juga menekankan pentingnya menjadikan IICF 2025 sebagai ruang interaksi dan penguatan nilai toleransi antar-etnis dan generasi muda.

“Bersatu bukan berarti melebur, tetapi menghargai dan menjaga budaya masing-masing sebagai harta yang tidak ternilai harganya,” tutupnya.

Baca Juga:  Ferdiansyah, Warga Ngrambe yang Sukses Budidaya Bibit Ikan Lele: Dari Pekarangan Rumah hingga Pasar Antar Kabupaten

Usai seremoni pembukaan, Robby bersama Rektor UKSW dan Forkopimda berkeliling mengunjungi sejumlah stand kuliner dari berbagai daerah yang turut memeriahkan acara. Aroma rempah dan hidangan tradisional menyatu dalam semarak festival, melengkapi penampilan seni budaya dari Sabang hingga Merauke.

Festival ini dirancang tak hanya sebagai ajang hiburan, namun juga sebagai sarana edukasi lintas budaya yang menumbuhkan rasa cinta tanah air di tengah generasi muda. Keberagaman yang ditampilkan menjadi bukti nyata bahwa Indonesia kuat karena berbeda, dan indah karena bersatu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!