Jadikan Wilayah Desa Sebagai Kawasan Wajib Masker, Ternyata Ini Kiat Pemdes Butuh
Ungaran, beritaglobal.net – Kepala Desa Butuh, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang Andi Susanto, S.E., memberlakukan masyarakat di
Desanya untuk wajib mengenakan masker. Kewajiban menggunakan masker,
diberlakukan saat warga Desa Butuh melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini
adalah sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi
Covid-19.
Tengaran, Kabupaten Semarang Andi Susanto, S.E., memberlakukan masyarakat di
Desanya untuk wajib mengenakan masker. Kewajiban menggunakan masker,
diberlakukan saat warga Desa Butuh melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini
adalah sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi
Covid-19.
“Mengapa kami (Pemdes Butuh-red) mewajibkan penggunaan
masker, karena masker adalah satu syarat untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19.
Dengan demikian saya tegaskan kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker
terlebih saat keluar dari rumah. Harapannya Desa Butuh dapat aman serta bebas
dari wabah corona,” ungkapnya kepada beritaglobal.net, Rabu (22/04/2020) di Balai Desa Butuh.
masker, karena masker adalah satu syarat untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19.
Dengan demikian saya tegaskan kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker
terlebih saat keluar dari rumah. Harapannya Desa Butuh dapat aman serta bebas
dari wabah corona,” ungkapnya kepada beritaglobal.net, Rabu (22/04/2020) di Balai Desa Butuh.
Sebelum adanya himbauan untuk wilayah Desa Butuh sebagai
wilayah Wajib Mengenakan Masker, Pemdes Butuh, terlebih dahulu mengadakan rapat
koordinasi, melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh wilayah dusun
se Desa Butuh, membagikan hand sanitizer kepada seluruh warga, sabun cuci
tangan dan masker kepada seluruh warga Desa Butuh. Untuk memenuhi kebutuh alat
pelindung diri (APD) khususnya masker, Andi Susanto menghimbau kepada
masyarakatnya untuk mengadakan secara mandiri terlebih dahulu, selama masa
menunggu Pemdes melakukan pemesanan masker secara massal.
wilayah Wajib Mengenakan Masker, Pemdes Butuh, terlebih dahulu mengadakan rapat
koordinasi, melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh wilayah dusun
se Desa Butuh, membagikan hand sanitizer kepada seluruh warga, sabun cuci
tangan dan masker kepada seluruh warga Desa Butuh. Untuk memenuhi kebutuh alat
pelindung diri (APD) khususnya masker, Andi Susanto menghimbau kepada
masyarakatnya untuk mengadakan secara mandiri terlebih dahulu, selama masa
menunggu Pemdes melakukan pemesanan masker secara massal.
“Dalam pengadaan masker, Pemdes membuat sendiri dengan cara
memberi kegiatan kepada warga terkena dampak, khususnya untuk warga yang bisa
menjahit, dimana hasil kinerja mereka dapat membantu memberikan penghasilan
selama masa himbauan untuk warga di rumah saja masih diberlakukan,” imbuh Andi.
memberi kegiatan kepada warga terkena dampak, khususnya untuk warga yang bisa
menjahit, dimana hasil kinerja mereka dapat membantu memberikan penghasilan
selama masa himbauan untuk warga di rumah saja masih diberlakukan,” imbuh Andi.
Langkah Antisipasi Penyebaran Covid-19
“Kami di awal – awal pandemi, membuat posko penanggulangan
yang dilengkapi petugas dan relawan. Petugas terdiri dari perangkat Desa bersama
Bidan Desa yang juga bertindak sebagai koordinator tim. Sementara itu,
anggotanya terdiri dari para relawan, dan masyarakat Desa Butuh, khususnya para
pemuda Desa. Untuk penanganan Kamtibmas, kami selalu berkoordinasi dengan Bhabinkantibmas
dan Babinsa dalam melakukan monitoring di setiap kegiatan warga, sehingga tujuan
bebas corona tercapai,” jelas Andi.
yang dilengkapi petugas dan relawan. Petugas terdiri dari perangkat Desa bersama
Bidan Desa yang juga bertindak sebagai koordinator tim. Sementara itu,
anggotanya terdiri dari para relawan, dan masyarakat Desa Butuh, khususnya para
pemuda Desa. Untuk penanganan Kamtibmas, kami selalu berkoordinasi dengan Bhabinkantibmas
dan Babinsa dalam melakukan monitoring di setiap kegiatan warga, sehingga tujuan
bebas corona tercapai,” jelas Andi.
Ditambahkannya, setelah Posko Penanggulangan Penyebaran
Covid-19, pihaknya segera bertindak cepat untuk membuat tempat khusus untuk
isolasi, pemasangan banner – banner himbauan, pengumuman, serta ajakan kepada
seluruh warga Desa Butuh, bersatu padu melawan penyebaran Covid-19.
Covid-19, pihaknya segera bertindak cepat untuk membuat tempat khusus untuk
isolasi, pemasangan banner – banner himbauan, pengumuman, serta ajakan kepada
seluruh warga Desa Butuh, bersatu padu melawan penyebaran Covid-19.
Pendataan Masyarakat Terdampak
Disampaikan juga oleh Kades Butuh, bahwa pihaknya bersama
RT/RW jajaran, melakukan pendataan warga yang terdampak pandemi Covid-19,
dimana keseluruhan datanya telah dikirimkan ke Gugus Tugas Covid-19, Pemerintah
Kabupaten Semarang.
RT/RW jajaran, melakukan pendataan warga yang terdampak pandemi Covid-19,
dimana keseluruhan datanya telah dikirimkan ke Gugus Tugas Covid-19, Pemerintah
Kabupaten Semarang.
“Perihal data, sedikit ada permasalahan antara
data yang dari Kemensos yang agak memusingkan karena data yang disuguhkan
adalah data di tahun lalu, tapi belum ada perubahan. Padahal ditahun lalu sekitar bulan Desembar, kita lakukan pembaharuan
data,tetapi kenyataannya orang yang sudah meninggal,sudah pindah, menjadi polemik
baru di masyarakat. Namun kami telah berupaya yang terbaik untuk masyarakat,”
ucap Andi.
Kondisi Riil Masyarakat
Andi susanto membeberkan tentang aturan baku dengan
kenyataan yang dihadapi Perangkat Desa hingga ke tingkat RT harus disikapi
sebijaksana mungkin. “Kalau menurut criteria, bisa dikata tidak akan dapat
semua. Sebagai contoh, rumah yang berukuran kurang dari 8 meter persegi, makan
kurang dari 3 kali sehari. Maka masih ada bahasa yang lebih tepat, yaitu warga
yang terkena dampak, contohnya mereka yang jadi korban PHK selama masa pandemi,
pedagan asongan di sekolah – sekolah,” imbuhnya.
kenyataan yang dihadapi Perangkat Desa hingga ke tingkat RT harus disikapi
sebijaksana mungkin. “Kalau menurut criteria, bisa dikata tidak akan dapat
semua. Sebagai contoh, rumah yang berukuran kurang dari 8 meter persegi, makan
kurang dari 3 kali sehari. Maka masih ada bahasa yang lebih tepat, yaitu warga
yang terkena dampak, contohnya mereka yang jadi korban PHK selama masa pandemi,
pedagan asongan di sekolah – sekolah,” imbuhnya.
Disinilah Andi menilai bila muncul stikma masyarakat yang
belum faham, ditambah lagi pengaruh informasi dimedsos.
belum faham, ditambah lagi pengaruh informasi dimedsos.
“Untuk Desa Butuh, sesuai dengan ketentuan dari Kementrian Desa yang hanya bisa
di alokasikan 25%, karena penerimaan Dana Desa kami, kurang dari Rp 800 juta.
Dari 25% anggaran Dana Desa yang kami terima, kami baru bisa membantu lebih
kurang 134 Kepala Keluarga selama 3 bulan kedepan. Untuk langkah antisipasi
dampak sosial yang dimungkinkan muncul, Pemdes
akan melakukan sosialisasi dan pendataan berkelanjutan di masyarakat,”
paparnya.
“Alhamdulillah, sampai saat ini Desa Butuh masih aman, dari
sisi perekonomian belum ada dampak yang extrim, karena masyarakat Desa Butuh
masih banyak berprofesi sebagai petani. Bagi yang bekerja diperusahaan – perusahaan
juga masih bekerja. Maka dengan adanya guyup rukun, kebersamaan dalam memerangi
Covid-19, Pandemi ini cepat selesai, situasi perekonomian akan kembali baik,” tandas Andi. (Surya)
sisi perekonomian belum ada dampak yang extrim, karena masyarakat Desa Butuh
masih banyak berprofesi sebagai petani. Bagi yang bekerja diperusahaan – perusahaan
juga masih bekerja. Maka dengan adanya guyup rukun, kebersamaan dalam memerangi
Covid-19, Pandemi ini cepat selesai, situasi perekonomian akan kembali baik,” tandas Andi. (Surya)
Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tinggalkan Balasan