Harmoni Budaya dan Syukur dalam Tradisi Gunungan Sedekah Bumi di Harjasda Sidoarjo ke-166
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo (Harjasda) ke-166 berlangsung meriah dengan puncak acara tradisi Gunungan Sedekah Bumi. Bertempat di Pendopo Delta Wibawa, prosesi budaya ini menjadi wujud syukur masyarakat Sidoarjo atas limpahan berkah sekaligus upaya melestarikan kearifan lokal yang diwariskan leluhur, (25/01/25).
Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, memimpin langsung rangkaian acara yang turut dihadiri Forkopimda, tokoh masyarakat, dan ratusan warga. Momentum ini dimulai dengan ziarah ke makam R.T. Notopuro atau Tjokronegoro I, Bupati pertama Sidoarjo, sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri kabupaten.
Dalam suasana penuh khidmat, doa bersama dipanjatkan untuk mengenang jasa leluhur sekaligus memohon keberkahan bagi masyarakat Sidoarjo. Prosesi ini mengingatkan pentingnya sejarah dalam membangun identitas dan kebersamaan di tengah perkembangan zaman.
Tradisi Gunungan Sedekah Bumi menjadi daya tarik utama. Tiga gunungan besar yang dirancang dengan penuh makna diarak di tengah sorak sorai masyarakat:
1. Gunungan Buah dan Sayur: Melambangkan kesuburan dan kelimpahan hasil bumi Sidoarjo.
2. Gunungan Kue Apem: Mengandung pesan permohonan maaf, harapan, dan keberkahan.
3. Gunungan Udang dan Bandeng: Merepresentasikan identitas Sidoarjo sebagai pusat perikanan unggulan nasional.
Gunungan-gunungan ini diarak meriah dari Pendopo Delta Wibawa, menyusuri jalan utama sebelum dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol keberkahan. Tradisi ini tak hanya merepresentasikan rasa syukur, tetapi juga mempererat persatuan serta gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Sidoarjo.
Dalam sambutannya, Plt. Bupati H. Subandi mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam melestarikan tradisi ini. Ia menegaskan pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
“Tradisi Gunungan Sedekah Bumi adalah wujud rasa syukur kita kepada Tuhan atas limpahan rezeki sekaligus upaya menjaga kelestarian budaya yang menjadi identitas Sidoarjo. Acara ini juga menjadi momen penting untuk memperkuat kebersamaan dan solidaritas di antara masyarakat,” ungkap Subandi.
Ia berharap momentum Harjasda ke-166 ini dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat untuk terus membangun Sidoarjo yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing. “Dengan semangat gotong royong, kita dapat menghadapi berbagai tantangan demi Sidoarjo yang lebih baik,” tambahnya.
Peringatan Harjasda ke-166 membuktikan bahwa Sidoarjo tidak hanya berkembang dari segi ekonomi, tetapi juga tetap setia menjaga kekayaan budaya. Tradisi Gunungan Sedekah Bumi menjadi simbol kebanggaan yang diwariskan lintas generasi, mengukuhkan identitas Sidoarjo sebagai daerah yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritualitas.
Masyarakat Sidoarjo pun berharap tradisi ini terus lestari, menjadi warisan yang menginspirasi generasi mendatang untuk selalu mengedepankan harmoni dan rasa syukur dalam kehidupan bermasyarakat. (*)
Tinggalkan Balasan