Kurikulum AI di Sekolah: Revolusi Pendidikan atau Tantangan Baru?
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Rencana penerapan kurikulum kecerdasan buatan (AI) dan coding di sekolah mendapat sorotan dari akademisi Universitas Airlangga (Unair). Dr. Aziz Fajar, dosen Teknologi dan Sains Data Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair, menilai bahwa meskipun kurikulum ini merupakan langkah progresif dalam meningkatkan literasi digital siswa sejak dini, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diselesaikan sebelum implementasi secara luas.
Menurut Dr. Aziz, pengenalan AI dan coding memang penting, tetapi harus dilakukan secara bertahap agar siswa memiliki dasar penalaran yang kuat sebelum mendalami pemrograman. “Pengenalan AI dan coding sangat penting, tetapi perlu ada tahapan yang jelas. Siswa harus memiliki kemampuan berpikir logis dan analitis terlebih dahulu agar dapat memahami konsep yang lebih kompleks,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Tantangan Kesiapan Tenaga Pendidik
Salah satu hambatan utama dalam penerapan kurikulum ini adalah kesiapan tenaga pendidik. Banyak guru, terutama di daerah, belum memiliki pemahaman mendalam mengenai AI dan coding. Oleh karena itu, pelatihan khusus menjadi keharusan agar para pendidik dapat menyampaikan materi ini dengan efektif kepada siswa.
“Jika kurikulum ini diterapkan tanpa didukung pelatihan yang memadai bagi guru, maka bisa jadi bukan hanya siswa yang kesulitan, tetapi juga tenaga pendidik yang merasa terbebani dengan materi baru yang belum mereka kuasai,” tegas Dr. Aziz.
Infrastruktur dan Akses Teknologi Masih Terbatas
Selain kesiapan tenaga pengajar, keterbatasan infrastruktur juga menjadi kendala besar. Tidak semua sekolah memiliki perangkat komputer dan akses internet yang memadai untuk mendukung pembelajaran AI dan coding. Sekolah-sekolah di daerah terpencil masih menghadapi keterbatasan teknologi, yang dapat menghambat efektivitas kurikulum baru ini.
“Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan. Jika tidak, hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang bisa mengadopsi kurikulum ini dengan baik, sementara sekolah lain tertinggal,” tambahnya.
Optimisme dan Harapan untuk Masa Depan
Meski menghadapi berbagai tantangan, Dr. Aziz tetap optimistis bahwa penerapan kurikulum AI dan coding akan membawa manfaat besar bagi dunia pendidikan. Jika dijalankan dengan perencanaan yang matang, kurikulum ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah sejak dini, membekali siswa dengan kompetensi yang relevan untuk masa depan yang semakin digital.
“AI dan coding bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan masa depan. Dengan strategi yang tepat, kurikulum ini bisa menjadi investasi besar bagi dunia pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.
Dengan berbagai tantangan yang ada, pemerintah diharapkan dapat memastikan kesiapan tenaga pendidik, infrastruktur, serta strategi pengajaran yang tepat agar kurikulum AI dan coding dapat diterapkan secara optimal dan memberikan manfaat yang merata bagi siswa di seluruh Indonesia. (*)
Tinggalkan Balasan