Pernah Jadi Bagian Sejarah Strategis Militer di Masa VOC Dan Perang Kemerdekaan, Pangdam IV Diponegoro Kunjungi Benteng Fort Willem I Ambarawa

Pandam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si., mendengarkan penjelasan Kalapas Kelas IIA Ambarawa Warsiyanto, Bc. I.P., saat berkunjung ke Benteng Fort Willem I/Benteng Pendem Ambarawa, disela kunjungan kerja persiapan peringatan Hari Juang Kartika tahun 2018 di Ambarawa, Kamis (25/10/2018). (Foto: dok. Pendim 0714/Salatiga).

Salatiga, Beritaglobal.net – Hari Juang Kartika, direncanakan akan diperingati pada tanggal 15 Desember 2018, mendatang. Namun persiapan untuk suksesnya acara penting di tubuh TNI Angkatan Darat tersebut menjadi perhatian khusus Panglima Kodam (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si.

Disampaikan oleh Pendim 0714/Salatiga Pelda Wahyudha Yudha W., kepada beritaglobal.net, Jumat (26/10/2018), disela kunjungan kerjanya pada persiapan penyelenggaraan Hari Juang Karitka (HJK) tahun 2018 di Ambarawa, Pangdam IV/Diponegoro bersama rombongan, menyempatkan waktu khusus untuk berkunjung ke Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Benteng Pendem Ambarawa, Kamis (25/10/2018).

“Kunjungan kerja Pangdam ke Benteng Pendem kemarin disela pengecekan persiapan peringatan Hari Juang Kartika, yang rencananya akan di selenggarakan pada 15 Desember 2018, mendatang,” kata Pelda W. Yudha.

Disampaikan lebih lanjut oleh Pelda Yudha, bahwa selama kunjungan di Benteng William I yang saat ini difungsikan sebagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos.,M.Si., beserta rombongan, di damping oleh Kepala Lapas Ambarawa Warsiyanto, Bc., I.P.

Baca Juga:  Mayat Paruh Baya Tanpa Identitas Ditemukan Di Kebun Kopi Bawen

“Pangdam beserta rombongan kemarin, selama di Benteng Pendem, didampingi langsung oleh Kalapas, Bapak Warsiyanto, Bc., I.P.,” imbuh Pelda Yudha.

Dalam kegiatan kerja, inspeksi persiapan perayaan Hari Juang Kartika dan kunjungan di Benteng Pendem, Pangdam IV/Diponegoro didampingi oleh, Danrem 073/Makutarama Kolonel Arm Moch Erwansjah, S.I.P., M.Hum., Asintel Kasdam IV/Diponegoro Kolonel Inf Moch. Takujasa Wiriawan, Asops Kasdam IV/Diponegoro Kolonel Inf Denny Fardani, Ka Pal Dam IV/Diponegoro Kolonel Cpl Argo Ponco, Kasi Intelrem 073/Makutarama Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, S.E., M. I. K., Kasi Pers Korem 073/Makutarama Letkol Inf Hariyadi, S.Sos., Dandim 0714/Salatiga Letkol Inf Prayogha Erawan, Dan Yon Kav 2/Tc Letkol Kav Donan Wahyu Sejati, S.Sos., Kasi Opsrem 073/Makutarama Letkol Inf Loka Jaya Sembada, Dansupdenpom IV/3-3 Ambarawa Lettu Cpm Dani Martiyan, Danramil 09/Ambarawa Kapten Arh Sunaryo serta Kapolsek Ambarawa AKP Slamet Mustamto, S.H.

Selama Kunjungannya Pandam IV/Diponegoro mendapat banyak penjelasan langsung dari Kalapas Kelas IIA Ambarawa, Warsiyanto. Kalapas menjelaskan tentang sejarah lapas yang dibangun pada tahun 1833 oleh VOC dan saat ini merupakan asset pinjaman dari Kodam IV/Diponegoro, serta menjelaskan detail peruntukan masing – masing blok.

Baca Juga:  10 Point Mengapa Salatiga Raih Adipura Tiga Kali Berturut - Turut

“Benteng ini dibangun sekitar tahun 1833 oleh VOC Belanda, dan saat ini difungsikan sebagai Lapas Kelas IIA Ambarawa yang merupakan asset milik Kodam IV/Diponegoro dan di pinjamkan kepada Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI. Lapas ini ada 3 blok yakni blok tindak pidana narkotika, tindak pidana umum dan blok pengasingan,” jelas Warsiyanto kepada Mayjen TNI Wuryanto, seperti disampaikan oleh Pelda W. Yudha kepada beritaglobal.net.

Selanjutnya Pelda Yudha melanjutkan isi penjelasan Kalapas Kelas IIA Ambarawa tentang benteng Pendem saat mendampingi Pangdam IV/Diponegoro. “Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Ambarawa adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845, ini berada dekat dengan Museum Kereta Api, atau tepat di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, dan berada di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Ambarawa, Menggunakan istilah pendem atau pendhem (bahasa Jawa-red), karena benteng ini berada di bawah tanah atau terkubur, sebagai siasat perang. Untuk menjangkau situs sejarah ini ada dua jalan masuk, pertama dapat melewati jalan alternatif dekat dengan RSUD Ambarawa. Dan yang ke dua melewati pintu masuk ke Lapas Ambarawa, dan dari situ bangunan benteng terletak disebelah kirinya,” kata Pelda Yudha menirukan penjelasan Kalapas Kelas IIA Ambarawa saat mendampingi Pangdam IV/Diponegoro.

Baca Juga:  Hadiri FGD Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, Ini Kata Wakil Bupati Semarang

Menambah informasi detail tentang sejarah Benteng Pendem, Pelda Yudha menyampaikan, “Pada tahun 1840-an ketika VOC berkuasa di Jawa, Ambarawa merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang (sekarang Ungaran-red) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Barak – barak militer juga dibangun di kota – kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa. Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845,” tutup Pelda Yudha menirukan isi penjelasan Kalapas Kelas IIA Ambarawa Warsiyanto. (Choerul Amar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!