Kapal Kayu Bermuatan 100 Ton Lebih Tenggelam Di Pelabuhan Namlea Akibat Bocor Lambung Kapal

 

Kapal Kayu Asal Makassar Tenggelam di Pelabuhan Laut Namlea akibat Bocor Lambung Kapal

Laporan: Fajrin Nirwan S

NAMLEA | SUARAGLOBAL.COM – Kapal kayu Ananda Aprian asal Makkasar, Sulawesi Selatan tenggelam di sekitaran Pelabuhan Laut Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Senin (29/4/2024) kemarin, pukul 16:00 WIT. 

Penyebab tenggelamnya kapal kayu tersebut akibat dari bocornya badan kapal sehingga debit air dengan cepat memenuhi lambung kapal.

Sebanyak 7 ABK dan nakhoda kapal selamat dalam peristiwa itu.

Hal itu diungkapkan Nahkoda Kapal, Ansar (62) saat diwawancarai awak media di Pelabuhan Laut Namlea, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga:  Ditulung Menthung, Dua Buah Laptop Raib Dari Rumah

“Sudah bocor sejak dalam perjalanan, karena pada saat di Laut Banda sempat diterpa gelombang,” ungkap Ansar, 

lanjutnya, ABK sudah berusaha untuk mengeluarkan air yang masuk ke lambung kapal, namun tidak berhasil, akibatnya kapal dengan cepat tenggelam.

“Kami sudah berusaha untuk memompa air menggunakan alkom, seketika kapal sandar di pelabuhan tiba-tiba alkom mengalami gangguan, karena air dengan cepat masuk ke lambung kapal, sehingga tidak bisa keluarkan air dan kapal pun tenggelam,” jelasnya.

Baca Juga:  Babinsa Sahabat Petani, Bersama Panen Raya Tanaman Padi di Bancak

Dirinya menyebutkan, ada berbagai jenis barang yang di muat dalam kapal itu, di antaranya, kapur, beras, bata ringan dan jenis logistik lainnya.

“Di dalam kapal ada kapur, beras, bata ringan dan jenis logistik lainnya, dengan kapasitas muatan 100 ton lebih,” terangnya.

Selain itu, Petugas Lalulintas Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa Pelabuhan Laut Namlea, Abdul Rauf Tuanany mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi untuk proses evakuasi.

Baca Juga:  Banjir Melanda Karanganyar, Kodim 0716/Demak Turun Tangan Bantu Evakuasi

“Kami masih berkoordinasi untuk proses evakuasi, sebab membutuhkan saran bantu, sementara ini masih gunakan mode manual atau drum plastik untuk evakuasi,” kata Tuanany.

Lanjutnya, apabila proses itu gagal, maka akan menggunakan crane untuk menstabilkan posisi kapal.

“Kalau tidak bisa baru digunakan sarana bantu seperti crane, setelah kapal kembali ke posisi sempurna baru gunakan alkom,” terangnya.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, seluruh kru kapal selamat, namun kerugian materil bisa mencapai ratusan juta rupiah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!