52 Gempa Susulan Setelah M7,2 Guncang Halmahera

Kondisi rumah warga di Halmahera pasca gempabumi. (Foto: dok. BPBD Ternate/Achun)

Halmahera, beritaglobal.net – Hingga Senin (15/07/2019) pukul 01.00 WIB hasil monitoring BMKG terdapat 52 kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=5.8 dan magnitudo terkecil M=3.1.

28 gempa diantaranya dapat dirasakan oleh masyarakat Halmahera Selatan.

Seperti pemberitaan sebelumnya, Minggu, 14 Juli 2019, pukul 16.10.51 WIB, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini berkekuatan M=7,2.

Baca Juga:  Selama 14 Hari Berlangsungnya Operasi Zebra Candi 2023, Sat Lantas Polres Salatiga Tindak 702 Pelanggar

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara pada kedalaman 10 km.

Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Obi V MMI (getaran di rasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Labuha III MMI, Manado, Ambon II-III MMI, Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow II MMI.

Baca Juga:  Bejat! Seorang Satpam Perumahan di Sidoarjo Cabuli Gadis Bawah Umur, Akhirnya Ditangkap Polisi 

Dalam siaran persnya tanggal 15 Juli 2019, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc. mengatakan bahwa dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut di Kecamatan Gane Barat Utara, Kecataman Timur Selatan, Kecamatan Gane Timur Tengah, Kecamatan Gane Dalam, Kecamatan Gane Barat Selatan, Kecamatan Gane Timur, Halmahera Selatan.

Baca Juga:  Peternak Ayam Broiler Purbalingga ‘Tiarap’, Permintaan Daging Ayam Menurun Peternak Terpaksa Obral Harga Jual

Dilaporkan juga adanya satu orang meninggal dunia di Kelurahan Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan, dan merobohkan sedikitnya 160 bangunan rumah. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.

BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan hanya mengakses informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG dan tidak mempercayai berita-berita hoax yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. (Fera Marita)

Sumber : BMKG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!