Monginsidi Festival: Pluralisme Dalam Ayunan Kuas Enam Seniman Mural Salatiga

Lukisan mural wajah Kyai Abdurahaman Wahid (Gus Dur), karya Teguh, tertoreh di salah satu sudut Jalan Monginsidi, dalam perhelatan Monginsidi Festival, Minggu (17/02/2019). (Foto: Dok. Pribadi/Vitri-Fera)

Salatiga, beritaglobal.net – Monginsidi Festival yang digelar sejak Sabtu (16/02/2019) kemarin, tidak hanya melibatkan puluhan UMKM baik kuliner maupun kerajinan kreatif lain yang ada di Salatiga. Sejumlah seniman mural yang ada di Kota Salatiga juga nampak hadir menyemarakkan Monginsidi Festival dengan melukis mural di beberapa titik sepanjang Jalan Monginsidi Salatiga, Minggu (17/02/2019).

Baca Juga:  Kerudung Tersangkut Gir, Keluarga di Salatiga Alami Kecelakaan Tunggal, Ini Jelasnya

Sebanyak enam pelukis mural membubuhkan kuas mereka untuk lebih mempercantik tampilan Jalan Monginsidi, yang kini sudah di sulap menjadi semakin cantik dan diharapkan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata baru di kota Salatiga.

Seniman – seniman yang digawangi Yopi, Teguh, Hakim, Widi, Wahyu, Agus tersebut mengusung tema pluralisme dalam lukisan mereka. Sebanyak 6 lukisan gaya pluralisme akan menghiasi sudut Jalan Monginsidi.

Guratan kuas Yopi dengan tema Ketuhanan, di aksi seniman mural Salatiga, di Monginsidi Festival, Minggu (17/02/2019). (Foto: Dok. Pribadi/Vtri-Fera)
Baca Juga:  Polres Salatiga Kembali Bagikan Paket Beras Kepada Para Driver Ojek Online (Ojol), Kapolres Berharap Kepada Jasa Transportasi/Ojol Jadi Pelopor Tertib Berlalu Lintas

Salah satunya adalah lukisan Gus Dur yang merupakan coretan tangan Teguh. “Saya sengaja menggambar sosok Gus Dur karena beliau merupakan bapak pluralisme di Indonesia,” ungkap Teguh kepada beritaglobal.net, Minggu (17/02/2019).

Lain dengan Teguh, Yopi sengaja mengusung lukisan tentang Ketuhanan.

“Lukisan saya tentang kesetaraan derajat manusia di hadapan Tuhan. Ketika seseorang berbuat kebaikan maka orang lain tidak akan menanyakan tentang apa agamamu,” pungkas Yopi.

Baca Juga:  Setetes Darah Untuk Kehidupan Dalam Semangat Berbagi Karyawan PT. Sido Muncul

Empat lukisan lain bercerita tentang kebebasan seekor burung yang digambarkan dengan apik oleh Agus Su. Ada juga lukisan manusia bertungku sebagai simbol penyembahan diri kepada Tuhan yang ditorehkan dengan lugas oleh Wahyu. Sedang Hakim berkolaborasi dengan Widi melukis seekor harimau, sebagai gambaran bahwa Indonesia adalah macan Asia. Sedang warna warni dalam tubuh harimau melambangkan keberagaman budaya daerah sebagai sumber budaya nasional. (Vitri B Prabawani/Fera Marita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!