Sempat Gegerkan Warga Dusun Gayam, Benda Kuno Ini Masih Terus Diteliti

Barang – barang yang diduga sebagai Benda Cagar Budaya, ditemukan di komplek pemakaman Dusun Gayam, Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jumat (09/11/2018). (Foto: Dok. BPCB)

Ungaran, Beritaglobal.net – Warga Dusun Gayam, Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, beberapa waktu lalu sempat dikejutkan dengan ditemukannya kotak dari batu dan sebongkah batu dengan isi sejumlah barang – barang berharga.

Peristiwa tersebut seperti disampaikan oleh Haryono (31), warga RT 06 RW 02 Dusun Gayam, Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, kepada beritaglobal.net beberapa waktu lalu di kediamannya, “Penemuan barang – barang itu ditemukan saat warga sini (Dusun Gayam-Red), menggali kubur untuk pemakaman almarhum nenek saya,” ungkap Haryono.

Tidak ada firasat khusus yang ia dapati menjelang kematian neneknya, namun sehari sebelum nenek Haryono meninggal, dia merasakan suhu badan neneknya sangat panas, dan menurutnya hal itu tidak biasa dialami oleh orang umum. Hingga ada inisiatif darinya untuk mengumpulkan beberapa orang tetangga dan membacakan surah Yasin serta Tahlil untuk kesembuhan neneknya.

“Ndak ada firasat apa – apa yang kami rasakan, sebelum nenek meninggal, tapi ada perubahan yang mengejutkan di tubuh nenek saya, pada Kamis (08/11/2018) malam, sebelum kami adakan selamatan dan pembacaan surah Yasin dan Tahlil, badan nenek saya panas sekali, mungkin kalau buat dadar telur bisa matang, tapi selepas acara, badan nenek langsung dingin, hingga lebih kurang jam 12 malam, saya dapati beliau sudah meninggal,” terang Haryono.

Almarhum Sujiah (nenek Haryono), menjelang ajalnya selalu menyampaikan kepada semua orang yang ada di rumah bahwa dirinya punya simpanan sejumlah barang berharga dibawah tempat tidurnya yang ditempati selama lebih kurang sebulan selama sakit ‘lumpuh’, dan bisa dijual untuk memberi imbalan ke semua orang yang pernah membantu keluarganya.

Baca Juga:  Tamu Dari Syiria Ikut Dalam Tasyakuran Rumah Baru Wakil Gubernur

“Jadi beberapa hari menjelang meninggalnya nenek saya, yang dibahas hanya uang dan simpanan benda berharga, yang menurut nenek saya bisa untuk memberikan imbalan kepada orang – orang yang telah membantu keluarganya, dan bila mencari, nenek selalu membalik kasur tempat ia berbaring,” jelas Haryono.

Proses Penemuan 

Pada Kamis (08/11/2018) malam, saat Haryono menunggui almarhum neneknya sembari melihat siaran televisi, dirinya tanpa sengaja mengambil swafoto dengan latar belakang neneknya yang tengah berbaring sakit. Saat akan diunggah di akun facebook miliknya, Haryono baru menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh dengan neneknya. Saat didekati, dan Haryono mengamati seksama, ternyata neneknya telah tiada.

“Sehabis selamatan dan pembacaan surah Yasin dan Tahlil, saya menonton siaran televisi, ada inisiatif untuk berselfi (swafoto) dengan latar belakang nenek saya dan akan saya unggah di akun facebook saya. Namun saat saya amati gambar nenek saya ada yang janggal, akhirnya saya dekati nenek saya tapi kok sudah diam saja dan badannya dingin, saya diamkan sejenak, bila dalam waktu 3 menit tidak bernafas ya, berarti nenek sudah meninggal,” cerita Haryono.

Berita meninggalnya nenek Sujiah segera terdengar oleh warga setempat, hingga keesokan harinya Jumat (09/11/2018), warga di wilayah RT 03 RW 02 Dusun Gayam, mendapatkan giliran untuk menggali kubur. Adapun lokasi penggalian dipilih oleh Haryono sebagai ahli musibah dengan didampingi seorang tetua dusun. Diceritakan oleh Haryono bahwa dirinya mencari – cari area pemakaman yang agak longgar untuk liang lahat jasad neneknya yang tidak jauh dari lokasi pemakaman kakek Haryono.

“Saya beberapa saat mencari lokasi yang tepat untuk jenazah nenek saya, hingga akhirnya saya temukan lokasi yang tepat disamping pemakaman kakek, meski saya lihat ada akar pohon mahoni yang besar menuju ke tempat yang saya tandai sebagai tempat peristirahatan terakhir nenek saya,” Haryono mengisahkan.

Baca Juga:  Ratusan Bungkus Paket Sembako Dibagikan Seorang Pengusaha Muda Salatiga Untuk Warga Kurang Mampu

Setelah lokasi ia tentukan dan diberi tanda, Haryono pulang ke rumah untuk ikut mengurus jenazah neneknya. Hingga saat proses pemakaman, Haryono tidak begitu memperhatikan detail suasana di dalam area pemakaman. Namun ia sempat merasa aneh dengan adanya kerumunan orang – orang di dekat makam neneknya, yang seperti heran dengan sebuah benda.

Batu yang berisi perhiasan dan batu mulia sesaat setelah ditemukan di komplek pemakaman umum Dusun Gayam, Jumat (09/11/2018). (Foto: Dok. Pribadi)

“Saya sempat merasa aneh, pada saat prosesi pemakaman nenek saya, banyak tetangga – tetangga saya berkerumun dan seperti melihat suatu benda yang aneh,” kata Haryono.

Ternyata, keheranan warga adalah pada saat proses menggali liang lahat almarhum Sujiah, ditemukan batu berbentuk persegi delapan yang cukup besar dan sebuah kotak batu lengkap dengan tutupnya, dan di dalam kotak batu itu didapati sebuah cincin bermata batu mulia, tiga butir emas, dua butir batu bulat bening, dua buah batu berwarna kebiruan, dan lempengan logam berwarna keemasan dengan disertai huruf jawa kuno (menyerupai huruf Thailand).

Seperti yang dituturkan oleh Joko Purwanto (35), warga Karang Pete, Kota Salatiga, sebagai anggota komunitas pecinta benda – benda cagar budaya, bahwa penemuan itu benar adanya dan telah dikoordinasikan dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Tim BPCB Provinsi Jateng saat meninjau lokasi penemuan benda diduga benda cagar budaya, Minggu (10/11/2018). (Foto: Dok. JP)

“Iya betul telah ditemukan benda diduga bagian Benda Cagar Budaya di makam Dusun Gayam, dan saat ini benda – benda tersebut telah dibawa ke kantor BPCB Jawa Tengah,” kata Joko kepada beritaglobal.net, Jumat (23/11/2018) lalu.

Baca Juga:  Polsek Cerme Ungkap Kasus Curanmor di Dusun Gedang Kulut, Pelaku Ditangkap dalam Waktu Singkat

Saat ditanyakan mengenai tanggapannya sebagai masyarakat pecinta seni, budaya dan benda cagar budaya, Joko yang akrab dipanggil Abdi Dalem atau Abdi, merasa senang dan berharap penemuan ini bisa di simpan dengan baik dan utuh untuk pengingat kebesaran budaya para leluhur. Selain itu, ia berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan situs cagar budaya, karena benda – benda cagar budaya adalah wujud tradisi, seni dan tingginya budaya leluhur yang tidak bisa dibeli dengan uang.

“Saya merasa senang dengan penemuan ini, dan berharap bahwa pemerintah lebih memperhatikan lagi situs Cagar Budaya, karena menurit saya itu merupakan salah satu tradisi, seni, budaya yang tidak bisa dibeli dengan uang,” ungkap Joko alias Abdi.

Penelitian Terhadap Benda Cagar Budaya

Sementara itu, saat beritaglobal.net mencoba mengkonfirmasi keberadaan benda cagar budaya tersebut ke Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Semarang, Rabu (28/11/2018), diinformasikan bahwa benda – benda yang ditemukan di komplek pemakaman Dusun Gayam, Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, sedang diteliti lebih lanjut di BPCB Provinsi Jawa Tengah.

“Barang – barang tersebut, awalnya diamankan di rumah Ketua, tepatnya saya agak lupa, namun pada hari Minggu (10/11/2018), tim dari kantor BPCB Provinsi Jateng, datang untuk meminjam barang – barang tersebut, dikarenakan ketua RT tersebut takut dengan adanya informasi bahwa barang tersebut bernilai miliaran rupiah,” tutur Isni Fadilarohmi, S.S., selaku Pamong Budaya Kecamatan Pabelan dan Tuntang.

Ditandaskan lebih lanjut oleh Isni, bahwa hasil penelitian atas kondisi barang – barang tersebut belum ada informasi lebih lanjut dari tim peneliti BPCB Provinsi Jateng.

“Saat ini kami masih menunggu hasil penelitian terhadap barang – barang tersebut, oleh tim peneliti BPCB Provinsi Jateng,” tandas Isni. (Choerul Amar/Agus Subekti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!