Satgas Sentot Prawirodirdjo Dideklarasikan: Pendekar Silat Bersatu Jaga Malam Suro Aman di Tanjung Perak
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Menjelang peringatan 1 Muharram atau yang lebih dikenal sebagai Malam Satu Suro, Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengambil langkah antisipatif demi menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif. Melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Sentot Prawirodirdjo, Polres menggandeng kekuatan lokal berupa pendekar-pendekar pencak silat dari berbagai perguruan di Kota Surabaya untuk bersinergi menjaga keamanan wilayah.
Acara pengukuhan Satgas ini berlangsung di halaman Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Selasa (24/6/25). Turut hadir dalam kegiatan tersebut para tokoh penting dari dunia persilatan, di antaranya Sekretaris Umum IPSI Surabaya, Ketua III IPSI, serta perwakilan pengurus PAMTER dari Perguruan Silat PSHT. Kehadiran mereka menjadi penanda dukungan nyata dari komunitas silat terhadap upaya menciptakan suasana damai dan tertib saat malam sakral tersebut berlangsung.
Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kompol Ari Bayuaji, menjelaskan bahwa pembentukan Satgas Sentot Prawirodirdjo merupakan inovasi pengamanan yang mengedepankan sinergitas antara aparat keamanan dan elemen masyarakat, khususnya kalangan pencak silat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari para pendekar dan pengurus perguruan silat sangat penting untuk menjaga stabilitas kamtibmas di wilayah kami,” ujar Kompol Ari dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa Satgas ini tidak hanya akan bertugas menjaga ketertiban selama rangkaian kegiatan malam Suro, tetapi juga akan mengawal mobilitas massa dan kegiatan konvoi jalanan yang kerap dilakukan oleh perguruan silat. Pengawalan dilakukan secara internal dan langsung di lapangan, dengan pendekar dilibatkan aktif dalam proses komunikasi dan pengendalian.
“Kita ingin pendekar bukan hanya jadi simbol kekuatan, tetapi juga bagian dari solusi dalam menjaga harmoni dan ketertiban. Dengan adanya komunikasi langsung antara aparat dan pengurus perguruan, potensi gesekan bisa diredam sejak dini,” tambahnya.
Malam Suro sendiri dikenal sebagai momen sakral dan penuh nilai spiritual bagi sebagian besar perguruan silat. Tidak sedikit kegiatan internal yang diselenggarakan, seperti pengesahan anggota baru hingga ziarah dan konvoi, yang jika tidak terkelola dengan baik berpotensi mengganggu ketertiban umum.
Nama Sentot Prawirodirdjo dipilih sebagai identitas satuan tugas ini, merujuk pada tokoh pahlawan nasional yang dikenal berani dan loyal dalam perjuangan selama Perang Jawa. Nama ini diharapkan menjadi pemantik semangat keberanian, persatuan, dan tanggung jawab sosial dari seluruh pihak yang terlibat dalam pengamanan.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, Polres Pelabuhan Tanjung Perak optimis bahwa pelaksanaan Malam Satu Suro tahun ini dapat berlangsung dengan damai, aman, dan tetap penuh makna spiritual.
Dengan model pengamanan berbasis kemitraan bersama masyarakat, terutama tokoh dan anggota pencak silat, diharapkan pola ini dapat menjadi percontohan bagi daerah lain dalam mengelola tradisi budaya dengan pendekatan yang humanis dan preventif. (*)
Tinggalkan Balasan