UIN SATU dan RSUD dr. Iskak Gaungkan Kampus Aman Lewat Seminar Kesehatan Mental

Laporan: Ninis Indrawati

TULUNGAGUNG | SUARAGLOBAL.COM — Kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi masih menjadi persoalan serius yang sering terpinggirkan. Menyikapi urgensi tersebut, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) berkolaborasi dengan RSUD dr. Iskak menggelar seminar bertema “Dari Trauma ke Pemulihan” sebagai bagian dari program Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Goes to Campus, yang diselenggarakan pada 23 Juni 2025.

Seminar ini mengusung isu penting seputar dampak kekerasan seksual terhadap kesehatan mental mahasiswa, sekaligus membahas pendekatan pemulihan dan upaya preventif yang harus dilakukan secara kolektif. Bertempat di kampus UIN SATU, acara ini diinisiasi oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai fakultas.

Kampus Masih Rawan: Tantangan Ruang Aman bagi Mahasiswa

Dalam sambutannya, Wakil Dekan III FTIK UIN SATU, Dr. Sutopo, M.Pd., menggarisbawahi fakta bahwa perempuan masih menjadi kelompok yang paling rentan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual di kampus. Ia mendorong pentingnya membangun kekuatan baik secara fisik maupun mental sebagai bentuk perlindungan diri dan pemberdayaan.

Baca Juga:  Operasi Patuh Semeru 2024, Polres Probolinggo Beri Hadiah untuk Pengendara Tertib

“Perempuan harus punya kekuatan, bukan hanya untuk bertahan, tapi juga agar orang lain segan untuk berbuat buruk. Ini juga bagian dari upaya menciptakan ruang aman di kampus,” tegasnya.

Tiga Narasumber, Satu Visi: Pemulihan Korban secara Holistik

Menghadirkan narasumber dari lintas disiplin, seminar ini menyatukan pandangan dari bidang keperawatan, psikiatri, dan andrologi.

Evi Tunjung F., dosen keperawatan UIN SATU, mengupas tuntas bentuk-bentuk kekerasan seksual yang sering kali terjadi secara tersembunyi di lingkungan kampus, mulai dari pelecehan verbal, fisik, hingga kekerasan seksual berat. Ia menekankan perlunya sistem pelaporan yang aman dan kebijakan institusional yang berpihak pada korban.

Baca Juga:  Tersulut Dendam dan Tak Sanggup Bayar, Pemuda Wajak Bunuh Perempuan di Losmen Malang, Pelaku  Berhasil Dibekuk 

“Kita tidak bisa lagi menoleransi kekerasan seksual. Kampus harus hadir sebagai pelindung mahasiswa, bukan justru membungkam korban,” ujar Evi.

dr. Predito Prihantoro, Sp.KJ, psikiater RSUD dr. Iskak, menyampaikan pentingnya pemulihan yang menyeluruh, tidak hanya dari sisi medis tetapi juga sosial. Ia menjelaskan bahwa validasi terhadap pengalaman korban dan dukungan dari lingkungan sekitar adalah bagian penting dalam rekonstruksi psikologis.

“Kunci pemulihan bukan hanya pada terapi medis, tapi juga pada lingkungan sosial yang suportif. Korban harus merasa memiliki kendali kembali atas hidupnya,” jelasnya.

dr. Cinta Ayu Abutari, Sp.And, dokter spesialis andrologi, menyentuh sisi empatik dengan mengajak audiens agar menjadi pendamping yang bijak bagi korban.

“Jadilah pendengar yang baik, jangan menyalahkan korban. Tunjukkan empati dan bantu mereka merasa aman,” tuturnya.

Baca Juga:  Ngopi Sambil Layanan Publik: Kapolda Jatim Resmikan SAE Cafe Modern di Polres Batu

Lawan Stigma: Saatnya Mahasiswa Berani Bicara

Ketiga narasumber sepakat bahwa penguatan literasi seksual dan kesadaran kolektif harus ditanamkan sejak dini di lingkungan kampus. Mahasiswa didorong untuk berani berbicara dan melaporkan kasus kekerasan seksual tanpa rasa takut terhadap stigma sosial atau ancaman balik.

Seminar ini tidak hanya menjadi ruang edukasi dan diskusi, tetapi juga menandai komitmen bersama antara institusi pendidikan dan layanan kesehatan dalam menciptakan kampus yang benar-benar aman dan berkeadilan.

Harapannya, kegiatan semacam ini dapat rutin dilakukan dan dijadikan agenda strategis tahunan, sehingga kampus bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang perlindungan, pemulihan, dan pemberdayaan.

“Dengan keberanian melapor dan dukungan sistem yang berpihak, kita bisa ubah trauma menjadi kekuatan,” pungkas dr. Predito. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!