Harmoni Mesin dan Alam: PT Kievit Indonesia Buktikan Industri Bisa Ramah Lingkungan dari Salatiga

Laporan: Vb Pabrawani

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM — Ketika mayoritas perusahaan industri sibuk mengejar efisiensi dan target produksi, PT Kievit Indonesia di Salatiga justru memilih jalan yang lebih sunyi namun penuh makna: menyelaraskan mesin pabrik dengan denyut kehidupan alam. Prinsip utama yang mereka pegang sederhana tapi berdampak besar: tebang satu pohon, wajib tanam tiga pohon pengganti.

“Pokoknya tebang satu, ganti tiga. Itu tradisi lama dari teman-teman saya dulu, dan saya teruskan,” ujar H. Aryono Bambang Ardhyo, Direktur Utama PT Kievit Indonesia, dalam wawancara dengan Suaraglobal.com belum lama ini.

Aryono atau akrab disapa Aryo menyebut prinsip tersebut bukan sekadar kebijakan perusahaan, melainkan amanah moral yang diwariskan dari generasi sebelumnya. “Kalau satu ditebang, kita tanam tiga. Kalaupun gagal dua, masih ada satu yang hidup. Apalagi ini Salatiga, kota yang asri. Gantinya harus lebih,” ucapnya.

Sikap konsisten Aryo tak hanya sebatas ucapan. Saat harus menebang tiga pohon untuk proyek pembangunan toilet karyawan, ia secara pribadi memerintahkan penanaman sembilan pohon pengganti. “Ini sudah panggilan hati, bukan cuma kewajiban,” tegasnya.

Teknologi Limbah Setara Air Minum, Petani pun Menanti

Tak berhenti pada pelestarian pohon, PT Kievit juga berkomitmen penuh terhadap keberlanjutan lingkungan melalui teknologi pengolahan limbah yang canggih. Unit wastewater treatment yang mereka miliki mampu menghasilkan air olahan dengan kualitas setara air minum.

Baca Juga:  Polrestabes Surabaya Musnahkan 15 Kilogram Sabu dan Ganja: Bukti Nyata Perang terhadap Narkoba

“Air hasil pengolahan kami malah ditunggu-tunggu petani sekitar, apalagi saat musim kemarau. Mereka pakai untuk menyiram sawah,” jelas Aryo. Komitmen ini didasari prinsip sederhana: perubahan dimulai dari dalam rumah sendiri.

1.000 Hari Tanpa Kecelakaan Kerja dan Kantor Anti Goyang

Perhatian PT Kievit juga menyentuh aspek kesejahteraan dan keselamatan kerja karyawan. Baru-baru ini, perusahaan merayakan 1.000 hari tanpa kecelakaan kerja, sebuah pencapaian langka di sektor industri.

Namun, hal menarik muncul dari sisi ergonomi. Bahkan mouse komputer dan kursi kantor tak luput dari perhatian. “Pegang mouse kelamaan bisa kesemutan. Jadi ergonomi kami perhatikan,” tutur Aryo. Ia juga merenovasi total kantor unit pengelolaan limbah agar senyaman kantor utama. “Tak bangun yang bagus, supaya sepadan. Wong kerja mereka juga penting.”

Aryo sempat berseloroh dengan logat khas Jawa, “Soale nek kursine goyak-gayek, itu nggak bisa mikir.”

Bicara dengan Tanaman? Mengapa Tidak!

Dalam pandangan Aryo, tanaman adalah makhluk hidup yang juga perlu diajak “berdialog”. Ia mengaku kerap menyapa pohon-pohon di sekitar area pabrik. Salah satu kisah menarik adalah pohon nangka yang dahulu tumbuh di tanah tandus namun kini berbuah lebat.

Baca Juga:  Satreskrim Polres Madiun Kota Tak Main-main! Curanmor Terungkap, Motor Balik ke Pemiliknya

“Biyen, waktu saya datang pertama kali, kok ya tandus ngono loh. Tapi sekarang malah lebat. Mungkin karena diperhatikan,” kenangnya sambil tertawa.

Aksi Nyata: Reboisasi Merbabu dan Restorasi Rawa Pening

Lewat serikat karyawan Kievit Word Council (KWC), perusahaan ini aktif dalam berbagai program sosial dan lingkungan. Salah satu proyek unggulan mereka adalah rehabilitasi hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu, yang pernah dilanda kebakaran.

“Karena vegetasi di sana habis, sekarang kera-kera sering turun ke permukiman warga. Kami tanam pohon buah endemik supaya mereka punya sumber makan sendiri di habitat aslinya,” terang Aryo.

Tak hanya di gunung, PT Kievit juga berkontribusi pada restorasi ekosistem Rawa Pening. Mereka merencanakan pelepasan ikan wader, spesies lokal yang nyaris hilang karena dominasi ikan nila yang invasif.

Ekonomi Mikro dan Etalase Warga

Di sisi pemberdayaan masyarakat, koperasi perusahaan dibuka sebagai etalase produk warga sekitar. Ibu-ibu bisa menitipkan dagangan seperti nasi bungkus, gorengan, dan aneka jajanan. Tanpa modal besar, warga tetap punya akses pasar langsung dari lingkungan industri.

Target Proper Hijau: Penghargaan atas Jalan Sunyi

Baca Juga:  Kapolres Ngawi Tunjukkan Aksi Nyata: Dorong Ketahanan Pangan Lewat Edamame dan Pekarangan Bergizi

Dengan semua pencapaian ini, PT Kievit membidik penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun Aryo menegaskan bahwa ini bukan soal prestise belaka.

“Penghargaan hanyalah simbol. Yang lebih penting adalah pengakuan atas jalan panjang yang telah kami tempuh,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi, perusahaan kini bekerja sama dengan PLN untuk mengganti mesin pre-heater berbasis bahan bakar fosil menjadi energi listrik terbarukan. Proyek ini tengah dikembangkan selama dua tahun ke depan.

Tidak Pelit Ilmu, Siap Jadi Contoh

Uniknya, PT Kievit Indonesia tidak menutup diri. Mereka justru mengundang pihak lain untuk datang dan belajar langsung dari praktik konservasi yang dijalankan.

“Kenapa kita tidak menutup diri? Karena cara-cara kita menjaga alam di sini patut diketahui orang lain sebagai contoh. Kita bisa jadi sumber inspirasi,” tutup Aryo.

Sebagai bentuk penghargaan, dalam momentum Hari Lingkungan Hidup 2025, Pemerintah Kota Salatiga memberikan Piagam Penghargaan kepada PT Kievit Indonesia karena konsistensinya dalam mendukung gerakan zero waste dan cleaner production.

Perjalanan PT Kievit Indonesia menunjukkan bahwa industri dan alam bisa berjalan berdampingan, bila ada kemauan dan komitmen yang tulus. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!