Saat Cinta Seorang Ibu Menantang Takdir: Peluk Doa Seorang Ibu, Prihati Lawan Nestapa demi Bayi dengan Stoma di Perut
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Di balik derai air mata dan peluh perjuangan, seorang ibu muda bernama Prihati, warga Jalan Ki Penjawi, Kelurahan Sidorejo Lor, Kota Salatiga, tengah menghadapi cobaan berat dalam hidupnya. Bayi yang ia lahirkan secara prematur dengan usia kandungan 28 minggu dan berat hanya 800 gram kini harus bertahan hidup dengan bantuan medis intensif setelah menjalani operasi darurat akibat pembusukan pada usus.
Kepada wartawan pada Kamis (3/7/2025), Prihati menceritakan awal mula peristiwa memilukan itu. Ia sempat dirawat selama dua hari di rumah sakit umum, namun belum menunjukkan tanda-tanda persalinan. “Waktu itu jam 9 pagi saya kontraksi, saya kira mau BAB, ternyata adik (bayi – red) yang keluar,” ungkapnya dengan suara pelan menahan emosi.
Pasca melahirkan, bayi mungil tersebut langsung dirawat dalam inkubator selama 13 hari. Namun, kondisi pencernaannya tidak normal. “Tidak ada jalan BAB yang normal, hanya keluar flek saja. Kata dokter itu tidak wajar,” ujar Prihati.
Kondisi itu membuat dokter merujuk bayi ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Di sana, dilakukan tindakan operasi stoma – yakni prosedur pemotongan usus dan pembuatan lubang khusus untuk pembuangan feses. “Ususnya dipotong karena ada pembusukan. Sekarang BAB-nya pakai lubang stoma,” jelas Prihati.
Kini, di usia 4 bulan, bayi tersebut masih dalam perawatan intensif dan belum memungkinkan untuk menjalani operasi lanjutan. Berat badannya baru mencapai 2 kilogram lebih, sementara dokter menyarankan operasi berikutnya dilakukan jika berat mencapai minimal 4 kilogram.
Beban Biaya Berat, BPJS Tak Aktif
Selain kondisi medis yang mengkhawatirkan, Prihati juga dihadapkan pada tekanan ekonomi yang luar biasa. Plastik stoma yang harus diganti setiap dua hari sekali sangat mahal, dan kini semuanya harus dibeli secara mandiri karena kepesertaan BPJS-nya sudah tidak aktif.
“Saya terpaksa berhutang ke sana-sini untuk biaya perawatan. Tadinya saya jualan, tapi sekarang tidak bisa lagi karena harus fokus merawat bayi,” ungkapnya lirih.
Ia juga sedang mengurus akta kelahiran dan Nomor Induk Penduduk (NIP) sang bayi demi melengkapi persyaratan administrasi rumah sakit dan pengaktifan kembali jaminan kesehatan.
Prihati berharap ada bantuan dari dermawan maupun lembaga sosial agar putranya bisa mendapatkan penanganan medis optimal. “Kondisi ini menguras tenaga dan biaya, tapi demi adik, saya kuat,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Respons Pihak Kelurahan dan Dinsos
Lurah Sidorejo Lor, Giovanni Raisa, saat dikonfirmasi menyatakan pihak kelurahan telah mengetahui kondisi Prihati dan telah melakukan koordinasi lintas sektoral. “Kami sudah berkonsultasi dengan Puskesmas, Dinas Sosial, serta Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga mengedukasi warga agar memahami alur bantuan dan tetap mandiri dalam menghadapi kesulitan hidup. “Dari PKK RW 06 kami minta untuk memberi perhatian khusus kepada Bu Prihati dan warga lain yang dalam kondisi serupa,” tandas Giovanni.
Hingga kini, Prihati masih menanti bantuan yang bisa meringankan beban pengobatan anaknya. Harapan satu-satunya: agar anaknya bisa tumbuh sehat dan menjalani hidup normal seperti bayi lainnya. Bagi masyarakat yang tergerak hatinya, uluran tangan sangat berarti dalam perjuangan hidup keluarga kecil ini.
Catatan Redaksi:
Jika Anda ingin membantu Prihati dan bayinya, dapat menghubungi pihak Kelurahan Sidorejo Lor atau Puskesmas terdekat. (*)
Tinggalkan Balasan