Zero Narkoba, Zero Toleransi: Lapas Mojokerto dan BNN Gelar Tes Urine Serentak Ciptakan Zona Bersih Narkoba
Laporan: Ninis Indrawati
MOJOKERTO | SUARAGLOBAL.COM —Komitmen kuat menuju lingkungan pemasyarakatan yang bersih dan bebas dari narkoba kembali dibuktikan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto. Bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mojokerto, Lapas menggelar tes urine massal secara serentak terhadap seluruh jajaran petugas dan sebagian warga binaan pada Kamis (10/7/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh 46 petugas Lapas dan 34 warga binaan, sebagai implementasi program nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM RI. Pelaksanaan tes turut melibatkan sinergi lintas sektor, yakni dari Polsek Magersari dan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto.
Kepala Lapas Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar rutinitas tahunan, melainkan langkah konkret dalam mewujudkan zero narkoba di lingkungan kerja dan pembinaan.
“Kami menjunjung tiga prinsip utama: zero hape, zero pungli, dan zero narkoba. Tes urine ini adalah bentuk nyata dari tekad kami menjaga integritas lembaga, menegakkan disiplin, dan memberikan rasa aman kepada masyarakat,” tegas Rudi Kristiawan.
Tim dari BNN Kota Mojokerto memastikan proses pengambilan sampel dilakukan secara profesional dan transparan. Setiap tahap pemeriksaan dilakukan dengan pengawasan ketat untuk menjamin keabsahan hasil tes dan mencegah manipulasi data.
Kegiatan ini juga disambut positif oleh Polsek Magersari dan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto yang memberikan dukungan teknis serta monitoring medis. Kolaborasi tersebut dinilai sebagai upaya kolektif yang efektif dalam memerangi penyalahgunaan narkoba, khususnya di lingkungan tertutup seperti lembaga pemasyarakatan yang rentan menjadi sasaran peredaran gelap narkoba.
Menurut Rudi, hasil dari kegiatan ini akan menjadi bahan evaluasi internal sekaligus dasar dalam merumuskan strategi pencegahan yang lebih tajam dan menyentuh akar masalah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi tolok ukur konsistensi Lapas Mojokerto dalam membangun zona integritas serta reformasi birokrasi yang bersih, melayani, dan berkeadilan.
Tes urine massal ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lain dalam membentuk lingkungan kerja yang profesional, sehat, dan bebas dari pengaruh zat adiktif berbahaya. Rudi menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir sedikit pun adanya keterlibatan petugas atau warga binaan dalam penyalahgunaan narkoba.
“Bukan hanya sekadar slogan, tetapi zero narkoba harus benar-benar menjadi budaya kerja dan budaya hidup di lingkungan pemasyarakatan,” pungkasnya.
Melalui kegiatan seperti ini, Lapas Mojokerto menunjukkan bahwa reformasi birokrasi bukan sekadar wacana, namun langkah nyata yang terus digalakkan demi menciptakan lembaga pemasyarakatan yang benar-benar menjadi tempat pembinaan, bukan tempat penyimpangan. (*)
Tinggalkan Balasan