“Polisi Menyapa”, Jurus Humanis Polda Jatim Tekan ODOL Tanpa Ketegangan
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Polda Jawa Timur kini mengusung pendekatan baru dalam upaya penertiban pelanggaran kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL). Melalui program bertajuk “Polisi Menyapa”, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim mengedepankan komunikasi, edukasi, dan dialog terbuka dengan pelaku transportasi sebagai strategi utama untuk mendukung target nasional Zero ODOL pada 2025.
Berbeda dari pola lama yang mengandalkan razia langsung di jalan raya, program ini menitikberatkan pada pendekatan humanis melalui pertemuan langsung dengan komunitas sopir, operator transportasi, dan pemangku kepentingan di sektor logistik. Forum diskusi tersebut digelar di titik-titik aktivitas transportasi seperti pangkalan kendaraan dan terminal barang.
“Melalui dialog ini, kami ingin mendengarkan langsung apa yang menjadi kendala dan harapan para pelaku usaha angkutan,” ungkap Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kombes Pol Iwan Saktiadi, dalam pernyataannya pada Kamis (17/7/2025).
Menurutnya, pendekatan persuasif ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sejumlah operator transportasi telah secara sukarela memodifikasi armadanya agar sesuai dengan standar dimensi dan muatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami tetap menegakkan aturan, tapi dengan cara yang lebih membangun komunikasi. Ini bentuk pelayanan yang mengedepankan dialog. Tujuan kami bukan hanya menindak, tapi membangun kesadaran bersama,” imbuh Kombes Iwan.
Forum “Polisi Menyapa” tak hanya membahas persoalan teknis seperti dimensi dan muatan kendaraan, tapi juga membuka ruang diskusi terkait isu-isu penting lainnya di dunia transportasi. Salah satunya adalah usulan dari para sopir dan pengusaha terkait penetapan tarif dasar angkutan. Namun, Kombes Iwan menegaskan bahwa urusan tarif merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Hingga pertengahan Juli 2025, seluruh 39 polres di Jawa Timur telah mulai menerapkan model pendekatan yang sama. Dengan ini, Polda Jatim berharap Polri bisa hadir sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar sebagai aparat penindak.
“Kami ingin Polri hadir sebagai solusi, bukan sekadar penegak hukum. Edukasi dan pelayanan yang komunikatif akan mempercepat tercapainya target Zero ODOL,” tegasnya.
Pendekatan ini juga dianggap lebih efektif untuk menghindari ketegangan antara petugas dan pelaku transportasi di lapangan. Alih-alih ketakutan terhadap razia, kini para sopir dan pemilik kendaraan justru lebih terbuka untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Dengan strategi ini, Polda Jatim optimis penertiban ODOL di wilayah Jawa Timur akan berjalan lebih efektif, berkelanjutan, dan mendapat dukungan luas dari para pelaku industri transportasi. Program “Polisi Menyapa” menjadi bukti bahwa penegakan hukum juga bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih ramah dan berdampak jangka panjang. (*)
Tinggalkan Balasan