Pelaku Kekerasan Terhadap Wartawan Diduga Timses Dari Salah Satu Paslon Akan Diperiksa Polres Buru Senin Besok

Laporan: Fajrin NS Salasiwa

NAMLEA | SUARAGLOBAL.COM – Pihak Kepolisian Resor (Polres) Buru telah melayangkan surat panggilan kepada Rahman Holle, yang merupakan terduga pelaku tindak kekerasan terhadap wartawan.

Surat panggilan itu bernomor B/ 765/ XI/ 2024/ SPKT. Yang mana terlapor akan dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Baca Juga:  Tanggul Jebol di Sungai Klegung Banyubiru: Dua Warga Terluka dan Puluhan Rumah Terendam

Untuk jadwal pemeriksaan terhadap Rahman Holle itu dilakukan pada Senin (11/11/2024) besok, pukul 09.00 WIT.

Kemudian, surat panggilan tersebut telah dilayangkan sejak Jumat (8/11/2024) kemarin, namun tidak diterima secara langsung oleh Rahman Holle, akan tetapi diterima oleh kerabat atau temannya di kediaman dr. Danto.

Baca Juga:  Surabaya Big Fight: Kebangkitan Tinju di Kota Pahlawan, Perebutan Sabuk Emas Wali Kota

Rahman Holle sendiri merupakan orang terdekat calon wakil bupati Buru, Harjo Udanto Abukasmi atau dr. Danto, yang berpasangan dengan Muhammad Daniel Rigan (MDR).

Karena merasa dekat dengan kandidat calon wakil bupati, Rahman Holle seenak jidat melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan, dan sengaja menghalangi kerja-kerja pers.

Baca Juga:  Jelang Pilkada 2024, Pj. Wali Kota Salatiga Serahkan Bantuan Keuangan Rp 298 Juta untuk Enam Parpol

Akibat perbuatan tidak terpuji dan melanggar hukum tersebut, Rahman Holle akhirnya berurusan dengan pihak kepolisian. Pasalnya, korban beserta rekan-rekan wartawan sudah melaporkan kasus itu ke SPKT Polres Buru.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah wartawan di Kabupaten Buru melaporkan tindakan biadab Rahman Holle, yang merupakan pendukung Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 1 dengan jargon MANDAT, ke SPKT Polres Buru, Jumat kemarin

Baca Juga:  Pengeroyokan Brutal di Gresik: Berawal dari Sengketa Mobil, Berujung Serangan Puluhan Orang Tak Dikenal 

Nuryani Bessy yang merupakan wartawan mapikornews.com dan juga anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Buru mendapat perlakuan tidak mengenakan saat meliput kegiatan debat publik kedua Cawabup Pilkada Buru 2024 di Aula kantor Bupati Buru, pada Kamis (7/11/2024) kemarin.

Tindakan kekerasan ini tidak hanya melukai secara fisik dan mental, namun juga merupakan ancaman terhadap kebebasan pers dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang jujur dan berimbang.

Baca Juga:  Aparat Bandara Juanda Gagalkan Penyelundupan 54 Kilogram Kalajengking Tujuan Hong Kong, Ini Jelasnya 

\”Kita tau sendiri, bahwa setelah selesai debat, KPU Buru sudah menyiapkan ruang konferensi pers untuk semua kandidat. Tapi, ironisnya, ada pendukung dari pasangan nomor urut 1 yang ingin menerobos masuk ke tempat konferensi pers, sehingga sejumlah wartawan tak dapat mengambil gambar dan wawancara,\” kata Nuryani Bessy.

Lanjutnya, karena merasa dihalangi, Rahman Holle pun ditegur, dan teguran itu juga secara baik-baik, namun dirinya (Rahman) tidak terima.

Baca Juga:  Gotong Royong Bersihkan Sungai, Pemkab Sidoarjo Perkuat Sinergi Masyarakat dan Instansi

\”Saya berikan penjelasan baik-baik tapi dia tidak terima, dan langsung menyerang saya, hingga akhirnya pelaku diamankan pihak Kepolisian Polsek Namlea,\” ungkapnya.

Diketahui, menghalangi tugas wartawan dapat dipidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers). Pasal 18 ayat (1) UU Pers menyatakan bahwa siapapun yang dengan sengaja menghalangi wartawan melaksanakan tugas jurnalistik dapat dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp500 juta. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!