Salatiga Mantapkan Langkah Cegah Stunting Lewat KERABAT dan TAMASYA: Investasi Emas 1000 HPK

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Pemerintah Kota Salatiga kembali meneguhkan komitmennya dalam pembangunan keluarga dan pengasuhan anak melalui kegiatan Internalisasi Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dikolaborasikan dengan program TAMAN ASUH SAYANG ANAK (TAMASYA) dalam format Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Kaloka, Sekretariat Daerah Kota Salatiga, dan resmi dibuka oleh Ibu Wali Kota Salatiga, Nina Agustin, pada Jumat (8/8/2025).

Dalam sambutannya, Nina Agustin menegaskan bahwa masa 1000 HPK — yang dimulai sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun — merupakan periode emas sekaligus fase paling krusial dalam tumbuh kembang anak. Pada tahap inilah pembentukan otak, fisik, dan karakter berlangsung secara intensif. Pengasuhan yang tepat di masa ini, menurutnya, menjadi kunci utama dalam pencegahan stunting sekaligus pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Baca Juga:  Tanggul Tergerus, Warga Terlindungi: Aksi Cepat Pemkab Lumajang Atasi Krisis Sungai Bondeli

“1000 HPK adalah investasi terbesar bagi masa depan anak dan bangsa. Orang tua perlu memahami bahwa setiap interaksi, asupan gizi, dan stimulasi di masa ini akan menentukan kualitas hidup anak kelak,” ujar Nina Agustin.

Ia mengapresiasi langkah BKKBN yang tidak hanya memberikan edukasi satu arah, tetapi menghadirkan suasana belajar bersama dalam KERABAT. Program ini menjadi wadah bagi orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengasuhan, mulai dari pemenuhan gizi, komunikasi efektif dalam keluarga, hingga stimulasi perkembangan sesuai tahap usia.

Baca Juga:  Muh Haris Apresiasi Keputusan Presiden Prabowo Cabut Izin Tambang di Raja Ampat: Langkah Strategis untuk Lindungi Ekosistem Laut

Pada kesempatan tersebut, turut diperkenalkan program TAMASYA sebagai model pengasuhan kolaboratif. Konsepnya melibatkan keluarga inti, tetangga, dan masyarakat sekitar untuk bersama-sama menciptakan lingkungan asuh yang ramah anak, penuh kasih sayang, dan edukatif.

BKKBN menegaskan bahwa keberhasilan pengasuhan 1000 HPK tidak bisa hanya dibebankan pada ibu. Peran ayah, saudara, dan komunitas sekitar sangat penting untuk memastikan anak tumbuh sehat, bahagia, dan terlindungi. Lingkungan yang suportif diyakini mampu memberikan fondasi kuat bagi perkembangan anak secara menyeluruh.

Melalui kegiatan ini, BKKBN dan Pemkot Salatiga berharap KERABAT dapat berkembang menjadi gerakan berkelanjutan dalam membangun kesadaran pengasuhan berbasis keluarga. Dengan mengintegrasikan pengasuhan 1000 HPK ke dalam model TAMASYA, Salatiga menargetkan terciptanya generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul.

Baca Juga:  Sinergi Darurat: RS Hermina dan RSUD dr. Iskak Satukan Langkah Tingkatkan Pelayanan IGD

“Kami ingin gerakan ini menjadi budaya. Bukan hanya program sesaat, tetapi menjadi cara hidup masyarakat Salatiga dalam mengasuh anak,” tegas Nina.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi interaktif, di mana para peserta berbagi pengalaman, berdiskusi, dan mendapatkan pendampingan langsung dari tenaga ahli BKKBN.

Dengan langkah ini, Salatiga semakin mantap menempatkan pengasuhan anak dan pencegahan stunting sebagai prioritas pembangunan, membuktikan bahwa investasi terbaik untuk masa depan bangsa dimulai dari keluarga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!