Kasus Sifilis di Surabaya Meningkat, Warga Kapas Lor Wetan Diminta Waspada: Ancaman Nyata di Balik Seks Bebas

Laporan: Ninis Indrawati

SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Kasus penyakit menular seksual (PMS) khususnya sifilis atau dikenal dengan istilah raja singa di Kota Surabaya menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ironisnya, peningkatan kasus tidak hanya terjadi pada pria dewasa, tetapi juga mulai merambah pada perempuan usia produktif bahkan anak-anak.

Salah satu contoh terbaru datang dari seorang perempuan berinisial HRS (27 tahun), warga Kapas Lor Wetan, Surabaya. Ia mendatangi RSUD Surabaya untuk melakukan pemeriksaan medis tanpa didampingi keluarga. Menurut keterangan dokter spesialis kulit dan kelamin yang menangani, awalnya HRS tampak tenang saat konsultasi.

“Pada pertemuan pertama biasa saja. Setelah dijelaskan penyakitnya, baru ia kelihatan takut. Karena waktu datang, ia belum tahu penyakitnya apa. Pasien juga mengaku pernah berhubungan badan dengan beberapa mantan pacarnya,” ungkap dokter tersebut saat ditemui, Rabu (1/10/2025).

Baca Juga:  Sindikat Penadah dan Penjual Mobil Bodong Dibekuk Polda Jateng, Lima Tersangka Ditangkap

Tak lama berselang, seorang pasien lain dengan usia sama juga diketahui positif sifilis setelah menjalani pemeriksaan laboratorium.

Penyebab dan Dampak Sifilis

Penyakit sifilis dikenal berbahaya karena disebabkan oleh perilaku seksual berisiko, terutama hubungan seksual tanpa kondom, seks anal maupun oral, serta berganti-ganti pasangan.

Menurut data medis, dampak dari penyakit ini bisa sangat fatal. Pada anak-anak, sifilis dapat menyebabkan kematian atau gangguan tumbuh kembang serius. Pada orang dewasa, jika tidak segera ditangani, infeksi berpotensi menimbulkan komplikasi jangka panjang seperti kerusakan organ dalam hingga neurosifilis yang menyerang otak dan sistem saraf.

Selain itu, risiko penularan dari ibu hamil kepada bayi juga menjadi perhatian serius. Infeksi sifilis dapat mengakibatkan keguguran berulang atau bayi lahir dengan kondisi cacat bawaan.

Risiko dalam Pernikahan

Meningkatnya kasus ini memunculkan pertanyaan penting: apakah penderita sifilis aman untuk menikah?

Baca Juga:  Peringatan May Day 2025 di Surabaya Berlangsung Tertib, Polisi Pastikan Tidak Ada Senjata Api

Dokter menyarankan agar penderita bersikap terbuka terhadap pasangan. Menyembunyikan penyakit justru berbahaya karena dapat menularkan infeksi, merusak keharmonisan rumah tangga, dan mengancam kehamilan.

“Infeksi sifilis bisa membahayakan kehamilan dan berisiko tinggi menular kepada pasangan maupun anak. Karena itu, pemeriksaan pra-nikah dan pengobatan wajib dilakukan sebelum melanjutkan ke pernikahan,” tegasnya.

Menurut referensi medis dari Alodokter, risiko sifilis dalam pernikahan meliputi:

Penularan seksual: melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral tanpa pengaman.

Gangguan kesuburan: kerusakan organ reproduksi yang dapat menyebabkan infertilitas.

Risiko kehamilan: keguguran, bayi lahir mati, atau bayi terinfeksi sifilis bawaan.

Komplikasi jangka panjang: termasuk kerusakan organ dalam hingga gangguan neurologis.

Langkah Pencegahan

Untuk mencegah penyebaran sifilis, para pakar kesehatan menekankan beberapa langkah penting, di antaranya:

1. Tes kesehatan pra-nikah untuk mendeteksi PMS lebih dini.

Baca Juga:  Polisi Teladan Gresik: Aiptu Jailani Tinggalkan Warisan Nilai Integritas

2. Pengobatan antibiotik segera jika terdiagnosis, termasuk pemeriksaan pada pasangan.

3. Menghindari hubungan seksual hingga benar-benar dinyatakan sembuh oleh dokter.

4. Komunikasi terbuka antar pasangan mengenai kondisi kesehatan.

5. Menjalani hubungan monogami setia guna mengurangi risiko penularan.

Edukasi Seks Aman Jadi Kunci

Otoritas kesehatan di Surabaya menilai peningkatan kasus ini menjadi alarm serius bagi masyarakat. Sosialisasi tentang bahaya PMS, praktik seks aman, serta penekanan pada larangan seks bebas dan berganti-ganti pasangan perlu terus digalakkan.

“Kesadaran masyarakat adalah benteng utama. Jangan sampai kasus sifilis ini terus meningkat hanya karena rendahnya pemahaman tentang bahaya seks bebas dan minimnya pemeriksaan kesehatan,” pungkas dokter tersebut.

Dengan tren kenaikan kasus sifilis yang semakin nyata, warga Surabaya, khususnya di wilayah Kapas Lor Wetan, diminta lebih waspada dan tidak menyepelekan pentingnya kesehatan reproduksi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!