“Menjaga Air, Menjaga Martabat Bangsa”  Muh Haris Dorong Gerakan Desa Peduli Sumber Air di Getasan

Laporan: Wahyu Widodo

KAB SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM — Di bawah kesejukan udara pegunungan Merbabu, gema semangat pelestarian lingkungan terdengar lantang dari kawasan Spekta Merbabu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Di sana, Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Dapil Jawa Tengah I, Dr. H. Muh Haris, S.S., M.Si., menyatakan dukungan penuh terhadap Program Desa Peduli Sumber Air (DPSA) yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH).

Kegiatan yang digelar pada Minggu (5/10/2025) tersebut dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan — mulai dari tokoh masyarakat, perangkat desa, komunitas lingkungan, hingga perwakilan pemerintah daerah. Semua hadir membawa satu tujuan yang sama: menjaga keberlanjutan air bersih bagi masa depan.

“Desa Peduli Sumber Air adalah langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan air bersih bagi generasi mendatang. Air adalah sumber kehidupan, dan menjaga kelestariannya berarti menjaga masa depan lingkungan dan ekonomi masyarakat,” ujar Muh Haris dengan nada tegas namun penuh empati.

Air Bukan Sekadar Sumber Hidup, Tapi Sumber Martabat

Dalam pandangan Haris, isu air bersih bukan hanya urusan ekologis, tetapi juga menyangkut kedaulatan bangsa dalam mengelola sumber daya alamnya. Ia menilai bahwa kawasan seperti Getasan memiliki posisi strategis sebagai daerah hulu yang menentukan ketersediaan air untuk daerah-daerah hilir seperti Salatiga dan sebagian Kabupaten Semarang.

Baca Juga:  Jelang Ramadan, Tim Gabungan Nganjuk Sidak Pasar: Stok Aman, Harga Stabil

“Upaya pelestarian sumber air harus menjadi gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat,” tegasnya.

“Getasan ini memiliki fungsi ekologis yang sangat penting. Kalau sumber air di sini rusak, maka yang akan merasakan dampaknya bukan hanya warga pegunungan, tapi juga masyarakat di bawahnya.”

Menurutnya, pelestarian air bersih harus dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan edukatif tidak hanya melalui regulasi, tetapi dengan membangun kesadaran masyarakat desa agar menjadi pelaku utama konservasi air.

Dorong Sinergi dan Aksi Nyata di Lapangan

Sebagai legislator, Muh Haris menegaskan bahwa DPR RI memiliki komitmen kuat dalam mendorong kebijakan yang pro-lingkungan. Ia menilai, program DPSA merupakan contoh konkrit bagaimana kebijakan nasional dapat diterjemahkan ke dalam gerakan lokal yang berdampak langsung.

“Kami di DPR terus mendorong sinergi lintas kementerian dan pemerintah daerah agar program konservasi ini tidak berhenti pada kegiatan sosialisasi, tapi berlanjut pada aksi nyata di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga:  Rotasi Besar Polri Juni 2025: 702 Dimutasi, 3 Polwan Jadi Kapolres, Bukti Transformasi Kepemimpinan Inklusif

“Langkah seperti rehabilitasi daerah tangkapan air, pengelolaan limbah rumah tangga, dan edukasi lingkungan harus menjadi fokus jangka panjang.”

Muh Haris juga menyinggung bahwa dukungan legislatif terhadap program seperti DPSA adalah bagian dari tanggung jawab nasional menghadapi tantangan perubahan iklim, deforestasi, dan degradasi lahan.

“Menjaga air berarti melindungi masa depan bangsa dari ancaman krisis ekologis. Ini bukan lagi pilihan, tapi kewajiban bersama.”

Apresiasi untuk Desa Tajuk: Pelopor Peduli Air di Lereng Merbabu

Dalam kesempatan tersebut, Muh Haris memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Desa Tajuk yang dinilainya telah menjadi contoh inspiratif dalam gerakan pelestarian sumber air.

“Saya mengapresiasi peran masyarakat Tajuk yang telah menjadi pelopor gerakan peduli sumber air. Ini bukti bahwa masyarakat desa memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan,” ujarnya.

Ia berharap semangat yang sama dapat menular ke desa-desa lain di Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, hingga kawasan Jawa Tengah bagian atas yang memiliki sumber daya air melimpah namun rentan terhadap degradasi.

Baca Juga:  Raja Logistik Dunia Berawal dari Laut Nusantara: Indonesia Siap Menjadi Powerhouse Maritim Global

“Program ini jangan berhenti di Tajuk. Kita ingin gerakan ini meluas, menjadi bagian dari budaya desa-desa di Jawa Tengah. Karena menjaga air berarti menjaga martabat bangsa,” tutupnya penuh keyakinan.

Dari Getasan untuk Indonesia Hijau

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk sosialisasi dan edukasi lapangan itu juga diisi dengan aksi simbolis penanaman pohon di area tangkapan air Spekta Merbabu, serta diskusi interaktif mengenai konservasi berbasis masyarakat.

Suasana akrab dan antusias tampak dari para peserta yang bersemangat mengikuti setiap sesi. Masyarakat diajak memahami bahwa air bukan sekadar kebutuhan, tetapi warisan ekologis yang harus dijaga.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup, DPR RI, hingga warga desa, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mewujudkan cita-cita besar: Desa Tangguh Air dan Lingkungan Berkelanjutan.

“Air adalah kehidupan. Ketika kita menjaganya, sejatinya kita sedang menjaga masa depan anak-anak kita,” pungkas Haris, menutup kegiatan dengan pesan yang menggema di lereng Merbabu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!