Polwan Negosiator Jadi Garda Empati, Polrestabes Surabaya Kawal Aksi Damai Ribuan Santri di DPRD Jatim dengan Pendekatan Humanis
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Suasana di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur pada Selasa (21/10/2025) tampak berbeda dari biasanya. Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur memadati area tersebut untuk menyampaikan aspirasi secara damai, menanggapi salah satu tayangan televisi swasta yang dinilai memberikan pemberitaan negatif terhadap lembaga pesantren.
Meskipun jumlah massa cukup besar, aksi tersebut berlangsung tertib dan penuh kedamaian. Hal itu tidak terlepas dari penerapan strategi pengamanan berbasis pendekatan humanis oleh jajaran Polrestabes Surabaya bersama Polda Jawa Timur.
Ratusan personel diterjunkan untuk memastikan keamanan dan kelancaran jalannya aksi, termasuk kehadiran tim Polwan negosiator yang menjadi garda depan dalam berinteraksi langsung dengan para peserta. Dengan senyum ramah dan sikap persuasif, para Polwan ini berupaya menjaga suasana tetap kondusif sekaligus membangun komunikasi yang baik dengan para santri.
Kapolrestabes Surabaya melalui Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menyampaikan bahwa Polri berkomitmen mengedepankan cara-cara yang humanis dalam setiap kegiatan pengamanan, terlebih pada aksi yang melibatkan massa dalam jumlah besar.
“Kami mengedepankan pendekatan humanis. Polwan negosiator kami terjunkan untuk memastikan komunikasi berjalan baik dan suasana tetap kondusif,” ujar Kombes Jules.
Tak hanya itu, di tengah cuaca yang sempat diguyur hujan, tim Polwan juga menunjukkan empati dengan membagikan air minum kepada para santri yang mengikuti aksi. Gestur sederhana tersebut mendapat sambutan hangat dan menumbuhkan suasana saling menghargai antara aparat dan peserta aksi.
Proses pengawalan pun berjalan lancar sejak para santri bergerak dari titik kumpul hingga tiba di depan Gedung DPRD Jatim. Pihak kepolisian turut memfasilitasi dialog antara perwakilan santri dan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, yang berlangsung tertib dan terbuka.
Setelah pertemuan selesai, hasil dialog tersebut disampaikan kepada massa di luar gedung dengan penuh ketenangan. Tidak ada provokasi maupun gesekan yang terjadi, dan seluruh peserta aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib menjelang sore hari.
“Seluruh kegiatan berakhir tertib. Para peserta aksi membubarkan diri dengan damai. Ini menjadi bukti bahwa komunikasi yang baik antara masyarakat dan aparat keamanan dapat menciptakan suasana yang sejuk,” tambah Kombes Jules.
Sinergi antara aparat kepolisian, peserta aksi, dan pihak legislatif dalam kegiatan ini menjadi contoh nyata penerapan pendekatan persuasif Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Di bawah koordinasi Polrestabes Surabaya, aksi ribuan santri tersebut tidak hanya menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi, tetapi juga menegaskan bahwa dialog dan empati adalah kunci dalam menjaga harmoni sosial di Jawa Timur. (*)



Tinggalkan Balasan