Sumpah Pemuda di Era Milenial: Kanit Regident Satpas SIM Colombo Ajak Generasi Muda Menjadi Pengemudi Tertib dan Berkarakter

Laporan: Ninis Indrawati

SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali peran generasi muda dalam menjaga persatuan dan membangun bangsa. Tidak hanya dalam ruang sosial dan politik, namun juga dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam tertib berlalu lintas.

Hal tersebut disampaikan oleh Kanit Regident Satpas SIM Colombo Surabaya, AKP Tri Arda Meidiansyah, S.Tr.K., SIK, pada Selasa (28/10/2025). Dalam momen peringatan Sumpah Pemuda ke-97, ia menegaskan bahwa memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi pemuda di era milenial bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban administratif, melainkan sebuah komitmen moral dalam menjadi pengemudi yang tertib, disiplin, dan bertanggung jawab.

Baca Juga:  Rutan Salatiga Hadirkan Posbakum Gratis, Buka Cakrawala Hukum bagi Warga Binaan

“Hari ini kita memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momentum bersejarah yang menegaskan semangat persatuan, tanggung jawab, dan pengabdian para pemuda untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pengemudi yang memiliki SIM sejatinya telah melalui proses pengenalan aturan, pelatihan, hingga pengujian. Oleh karena itu, kepemilikan SIM harus dipahami sebagai bentuk kesadaran hukum dan tanggung jawab sosial terhadap keselamatan diri dan orang lain di jalan raya.

Implementasi Nilai Sumpah Pemuda di Jalan Raya

Menurut AKP Tri Arda, pemohon SIM dan pengemudi muda dapat mengamalkan nilai Sumpah Pemuda melalui beberapa sikap:

1. Kesadaran Hukum dan Disiplin Berlalu Lintas

Mematuhi rambu, marka, dan ketentuan berkendara adalah bagian dari kontribusi nyata menjaga ketertiban umum.

Baca Juga:  Gubernur Khofifah Galang Gerakan “Kibarkan Merah Putih Sebulan Penuh” di Jawa Timur

“Mengikuti prosedur pembuatan SIM dengan jujur dan tidak mencari jalan pintas adalah wujud pelaksanaan nilai moral sebagai warga negara,” tegasnya.

2. Menjunjung Semangat Persatuan dan Toleransi di Jalan

Jalan raya adalah ruang publik bersama. Pengemudi berasal dari berbagai latar belakang, suku, maupun agama.

“Menghormati pengendara lain, memberikan ruang, dan tidak mudah emosi adalah cerminan semangat persatuan seperti yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda,” tambahnya.

3. Tanggung Jawab Sosial dan Etika dalam Berkendara

Pemuda harus menghindari tindakan merugikan, seperti balap liar, konvoi berbahaya, dan melanggar aturan.

“Berkendara bukan hanya perkara pribadi, tetapi berdampak pada keselamatan orang lain. Tidak menyalahgunakan kendaraan untuk perbuatan negatif adalah bagian dari kontribusi membangun bangsa,” jelas Kanit Regident tersebut.

Baca Juga:  Momen Haru Lebaran Idul Fitri, Warga Binaan Rutan Salatiga Dikunjungi Keluarga

Selain itu, AKP Tri Arda juga menekankan pentingnya literasi digital, khususnya terkait penyebaran informasi tentang keselamatan berkendara.

“Gunakan media sosial untuk menyebarkan edukasi dan contoh baik, bukan hoaks atau konten provokatif yang memicu konflik,” tegasnya.

Pemuda Bergerak, Indonesia Maju

Menutup pernyataannya, AKP Tri Arda Meidiansyah mengajak seluruh pemuda untuk menjadikan momen Sumpah Pemuda sebagai semangat perubahan, termasuk dalam budaya berlalu lintas.

“Sudah 97 tahun Sumpah Pemuda dikumandangkan. Mari kita isi perjuangan ini dengan tindakan nyata. Menjadi pengemudi yang beretika dan bertanggung jawab juga bagian dari membangun peradaban bangsa yang maju,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!