Aksi Unjuk Rasa di Pati Sempat Memanas, Polisi Redam Situasi dengan Pendekatan Humanis

Laporan: Tambah Santoso

PATI | SUARAGLOBAL.COM — Situasi aksi unjuk rasa yang berlangsung di sekitar Gedung DPRD Kabupaten Pati, Jumat (31/10), sempat mengalami eskalasi saat sebagian massa melakukan aksi pembakaran ban di sisi timur Alun-Alun Pati. Tindakan tersebut disebut sebagai bentuk ekspresi kekecewaan terhadap dinamika politik nasional yang dinilai oleh para demonstran sebagai kondisi yang “kotor” dan jauh dari harapan rakyat.

Pembakaran ban menimbulkan kepulan asap pekat yang sempat menarik perhatian masyarakat sekitar serta memunculkan kekhawatiran akan potensi tindakan anarkis yang lebih luas. Namun, aparat kepolisian yang telah bersiaga dengan pendekatan mitigasi konflik langsung mengambil langkah humanis dan persuasif untuk meredam situasi.

Baca Juga:  Komitmen Pada Perlindungan Terhadap Anak, Polda Jateng Raih Penghargaan Menteri PPPA bersama beberapa Polda Lain

Melalui pengeras suara, tim negosiator dari kepolisian memberikan imbauan berulang agar massa tidak terpancing emosi dan tetap menjaga ketertiban. Petugas menegaskan bahwa penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga negara, tetapi harus dilakukan dengan tetap mengedepankan keamanan bersama.

“Kami memahami semangat saudara-saudara dalam menyampaikan aspirasi, tetapi mohon untuk tidak membakar ban atau merusak fasilitas umum. Mari kita jaga ketertiban demi keamanan bersama,” ujar petugas negosiator melalui pengeras suara.

Baca Juga:  Pensiunan PNS Jadi Tersangka Usai Curi Motor di Tanah Jawa, Tertangkap Berkat Aksi Sigap Korban

Seruan tersebut disampaikan dengan nada tenang namun tegas, sehingga perlahan efektif menurunkan tensi emosi di lapangan. Tak lama kemudian, massa kembali tertib dan melanjutkan fokus pada jalannya sidang paripurna melalui layar monitor besar yang telah disediakan oleh petugas sebagai sarana pemantauan bersama.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi tersebut dan menegaskan bahwa Polri tetap mengedepankan pendekatan persuasif dalam penanganan demonstrasi.

“Kami menghargai setiap aspirasi yang disampaikan masyarakat, namun kami juga berkewajiban memastikan keamanan dan ketertiban tetap terjaga. Semua langkah yang dilakukan petugas di lapangan bertujuan menjaga situasi tetap damai dan kondusif,” tegas Artanto.

Baca Juga:  Sentuhan Humanis Polisi Kota Malang: Ratusan Helm SNI Dibagikan untuk Tekan Kecelakaan

Ia juga menambahkan bahwa pihak kepolisian tetap siap mengambil tindakan tegas apabila terdapat pelanggaran hukum yang mengancam keselamatan publik atau merusak fasilitas negara.

Dengan meredanya situasi, aktivitas di kawasan Alun-Alun dan Gedung DPRD kembali berjalan normal. Aksi penyampaian aspirasi tetap berlanjut dalam suasana yang lebih tertib dan terkontrol. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!