Pemkab Sidoarjo Perkuat Upaya Mitigasi Banjir: Fokus Normalisasi Sungai dan Penertiban Bangunan Liar
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Menghadapi tantangan banjir yang terus menghantui wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memperkuat langkah mitigasi dengan pendekatan strategis. Plt. Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan bahwa program normalisasi sungai dan penertiban bangunan liar akan menjadi prioritas utama dalam mengurangi risiko banjir.
“Kami akan terus melanjutkan kegiatan normalisasi sungai sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana. Bersih-bersih sungai yang sudah rutin dilaksanakan setiap Jumat akan tetap digalakkan,” ujar Subandi dalam audiensi bersama Kepala BBWS Brantas, Hendra Ahyadi, di Pendopo Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Subandi, penting untuk menyadarkan masyarakat mengenai dampak bangunan liar di sepanjang aliran sungai. Keberadaan bangunan ini tak hanya mempersempit aliran sungai tetapi juga menghambat pergerakan alat berat yang diperlukan untuk pengerukan.
“Jika dibiarkan, hal ini akan memperburuk kondisi banjir di masa depan,” tegasnya.
Pemkab Sidoarjo berencana melakukan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah kritis, mulai dari Sepanjang hingga Tambaksawah. Subandi optimis bahwa dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan BBWS Brantas, risiko banjir dapat diminimalisir secara signifikan.
“Sinergi adalah kunci. Kami tidak bisa bergerak sendiri. Dukungan penuh dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program ini,” ungkapnya pada Selasa 21/1/2025.
Menanggapi rencana normalisasi, Hendra Ahyadi mengungkapkan bahwa BBWS Brantas telah mengidentifikasi 45 bangunan liar yang menghambat akses di beberapa titik sungai.
Hal ini menjadi tantangan utama dalam mempercepat pengerjaan revitalisasi.
“Kami menemukan sejumlah titik yang hampir tidak bisa dilalui alat berat. Ini harus segera diatasi agar pengerjaan berjalan lancar,” kata Hendra.
Dalam waktu dekat, BBWS Brantas akan memfokuskan penanganan di kawasan Pepelegi, yang beberapa waktu lalu dilanda banjir cukup parah. Penurunan alat berat di wilayah tersebut direncanakan segera, meski aksesibilitas yang terbatas tetap menjadi kendala, Selain normalisasi sungai, pembangunan embung juga menjadi wacana untuk mengatasi banjir secara lebih komprehensif. Namun, Hendra menekankan bahwa kajian mendalam masih diperlukan mengingat karakteristik geografis Sidoarjo yang dipenuhi tambak.
“Kami terus mengkaji langkah-langkah terbaik agar solusi yang diambil sesuai dengan kebutuhan daerah,” tambah Hendra.
Dengan terus terjalinnya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan upaya penanganan banjir di Sidoarjo dapat berjalan efektif dan membawa perubahan positif bagi kehidupan masyarakat. (*)
Tinggalkan Balasan