Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » LIFESTYLE » A Man Behind The Gun, Fotografi Adalah Seni Melukis dengan Cahaya

A Man Behind The Gun, Fotografi Adalah Seni Melukis dengan Cahaya

  • account_circle Redaksi SG
  • calendar_month Sab, 16 Mei 2020
  • comment 0 komentar
Horse and child of Sumba, salah satu karya foto Rachmad Wahjoe Nugroho tentang keindahan alam dan manusia Indonesia. (Foto: Dok. pribadi/Joe)

Salatiga, beritaglobal.net – Namanya sudah dikenal ramah di
kalangan netizen di Kota Salatiga dan sekitarnya, dari rangkaian karya
fotografi unik tentang alam Indonesia dan manusia di dalamnya.  Terlahir dari pasangan Soekarman (almarhum)
dan Nasiroh (almarhumah), 40 tahun silam di Kota Surakarta, sosok Rachmad
Wahjoe Nugroho yang oleh teman – teman sejawatnya sering di sapa Joe, menjadi
seorang pemuda dari Kota Salatiga yang memiliki talenta istimewa di bidang
fotografi.
“Teman – teman sering memanggil nama saya dengan nama mas
Wahyu atau mas Joe, yang diambil dari nama belakang panggilan saya,” tutur Joe
kepada beritaglobal.net, dalam kesempatan wawancara ekslusif di kediamannya di
RT 01 RW 03 Pungkursari, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga,
belum lama ini.
“Nama itu masih termasuk dalam ejaan lama. Saya masih ingat,
ketika jaman saya sekolah dasar dahulu pernah ada wacana pihak sekolah akan
merubah nama itu menjadi ejaan baru. Namun dengan tegas almarhum ayah saya dulu
menolaknya. Karena watak beliau yang memang keras dan itu sangat berpengaruh
pada prinsip hidup ayah saya,” imbuh Joe sebelum membuka pengalamannya di dunia
fotografi profesional.
Ditambahkannya, sifat keras dari sang ayahlah yang banyak
sekali menurun kepadanya, terutama tentang pendidikan karakter dan prinsip
dalam hidup serta dalam berkarya.
Awal Mula Ketertarikan Dunia Fotografi
Joe, menyatakan bahwa sebelum benar – benar menekuni dunia
fotografi profesional, dirinya pernah menggeluti dunia otomotif, khususnya di
dunia balap motor profesional dan hobi memancing yang juga ia geluti selepas
berhenti dari dunia balap motor.
“Dunia fotografi bukan hanya cuma satu – satunya yang telah
saya geluti, ada beberapa hobi yang telah saya geluti yaitu dunia otomotif
terutama di dunia balap motor profesional dan dunia hobi mancing profesional,”
ungkap Joe.
Pada saat berkutat pada hobi memancingnya, menjadi titik
awal Joe mulai tertarik dengan dunia fotografi.
“Dalam perjalanan karir saya ini (memancing
profesional-red), saya mendapatkan kepercayaan untuk menjadi endors dan tester
produk alat pancing yaitu Maguro. Nah, dalam fase inilah saya mulai sadar bahwa
kebutuhan visual yang berupa foto sangatlah diperlukan untuk mereview sebuah
produk,” ujar Joe dengan bersemangat.
Menurutnya, sebuah foto bisa menjadi media komunikasi kita,
dalam memberikan sebuah informasi terkait suatu hal.
Investasi Kenangan dan Melukis Dengan Cahaya
“Begitu banyak hal yang membuat saya semakin tertantang dan
menyukai dunia fotografi. Karena ketika kita berbicara tentang sebuah foto maka
saya akan selalu bilang bahwa foto adalah sebuah ‘Investasi Kenangan’ bagi kita
semua,” ungkap Joe.
“Lewat foto itulah salah satu cara untuk mengabadikannya,”
ucapnya.
Dijelaskan oleh Joe, bahwa fotografi dalam arti kata
sesungguhnya yaitu Photos dan Graphos yaitu melukis dengan cahaya. Dari situlah,
dirinya berpikir begitu banyak hal yang bisa kita lakukan dengan fotografi,
terutama yang berkaitan dengan cahaya dan alat perekamnya yaitu Kamera.
“Dalam kehidupan sehari – hari apalagi di era digital sekarang
ini, banyak sekali yang bisa kita kembangkan dari sudut pandang sebuah karya
fotografi. Dari sebuah karya fotografi kita bisa mengembangkan banyak potensi,”
ungkapnya.
Potensi itu antara lain pengembangan potensi wisata suatu
daerah yang tentunya setiap daerah pasti mempunyai keberagaman baik kultur dan
budayanya. Semua itu menuntut kita sebagai fotografer agar lebih dalam lagi
menggali sudut – sudut terbaik dalam fotografi.
“Agar karya foto tersebut layak dan pantas dijadikan sarana
untuk promosi dan publikasi suatu daerah atau produk komersial tertentu,” papar
Joe dalam pendapatnya untuk pengembangan potensi wisata daerah.
Disampaikannya lebih lanjut, Fotografi bukanlah hanya
berbicara tentang sebuah foto saja. Ada banyak sekali cerita dibalik terciptanya
sebuah karya fotografi. Cerita tentang sebuah perjuangan panjang dibalik
terciptanya sebuah karya seni fotografi, cerita tentang kegigihan dan idealisme
seorang fotografer dalam menekuni profesi ini dalam kesehariannya.
“Inilah yang membuat saya merasa sangat enjoy dalam
menekuninya. Karena setiap fotografer pasti punya sudut pandang dan kepekaan
berbeda dalam menangkap suatu moment atau objek dalam fotografi. Sehingga ide
dan cara merealisasikannya pun berbeda untuk menjadi sebuah karya fotografi.
Disitulah tantangannya,” papar Joe.
Dengan tegas, Joe menyampaikan, dedikasi dan totalitas
seorang fotografer akan menjadi pembeda ketika sudah diceritakan dalam sebuah
karya seni fotografi.
Namun, saat ditanya karya foto mana yang menurutnya paling
berkesan, Joe sedikit sulit untuk menjelaskan tentang perasaannya.
“Jika ditanya karya saya yang mana yang paling berkesan akan
sulit saya menjawabnya. Karena banyak sekali cerita dibalik karya foto saya
yang ketika saya mengambil foto tersebut harus berhadapan dengan situasi yang
terkadang menguras emosi, pikiran dan stamina,” papar pria yang juga sebagai
Ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungan tempat tinggalnya.
“Namun akan saya berikan beberapa contoh foto yang menurut
saya moment itu adalah moment yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang
hidup saya,” jelasnya.
The Peak Of The Sun Rises, satu dari sekian ribu karya foto Joe yang memadukan obyek bangunan dan alam di Indonesia. (Foto: Dok. pribadi/Joe) 
Tokoh yang Menginspirasi
“Mungkin hanya kedua orang tua sayalah yang sangat
menginspirasi saya dalam berkarya. Semangat dalam memperjuangakan sesuatu
sampai berhasil seberapapun beratnya itulah yang selalu menjadikan saya terus
bersemangat dan menjadikan kedua orang tua saya sebagai contoh teladan bagi
saya dalam berkarya,” tegas Joe.
Dirinya menyadari bahwa suka duka dalam menjalani sebuah
profesi sebagai seorang fotografer sangatlah banyak. Dari sisi finansial, fase
sulit saat masa – masa pembelajaran, serta dapat menyatukan kepekaan rasa
dengan obyek yang akan diabadikan.
“Suka dan duka saya ketika menjalani profesi sebagai
fotografer tentunya banyak sekali, karena saya bukanlah seorang fotografer yang
kuat secara finansial. Proses fase demi fase ketika saya berkarya itulah fase
saya belajar. Sampai saat ini pun saya masih terus belajar, belajar kepada
teman – teman, belajar pada alam beserta ruang dan seluruh isinya. Dari
merekalah saya belajar,” ujar Joe ramah.
“Berhadapan dengan banyak orang sebagai klien dengan
berbagai sifat dan wataknya. Banyak yang sadar betapa profesi ini sangatlah
penuh resiko, baik dengan fotografer maupun alatnya. Namun kadang juga kita
sering di pertemukan dengan klien yang kurang begitu menghargai karya dan profesi
kita,” kisahnya.
Itulah bunga dan cerita dibalik suka dan duka profesi
fotografer yang saya jalani, jelasnya lebih lanjut.
Apapun yang terjadi, kehidupan harus tetap dijalani dengan
sepenuh hati dan suka cita, hal inilah yang mendorong seorang pemuda dari Kota
Salatiga menjadi salah satu fotografer handal dalam mengabadikan sudut – sudut cantik
di Nusantara.
“Namun Live must go on…Hidup harus terus berjalan, banyak
sekali yang masih bisa kita ceritakan dengan fotografi. Keindahan alam ini,
terutama di bumi Nusantara, masih terlalu banyak yang masih bisa saya
ceritakan. Pesona keindahan alam dan kultur budayanya pun seakan tiada habisnya
untuk di ceritakan,” papar Joe.
Setiap daerah di Nusantara ini pasti mempunyai sisi dan
kesan tersendiri yang bisa kita ceritakan lewat sebuah karya fotografi,
ungkapnya.
Dirinya juga mengajak kepada seluruh pecinta seni fotografi
di Kota Salatiga untuk berani mengeksplorasi hobi dengan berjiwa besar dari
semua tantangan yang harus dihadapi.
“Jadi bagi teman – teman yang baru akan memulai hobi
fotografi jangan berkecil hati. Mulailah memotret dari hal kecil yang ada di sekitar
kita dengan alat atau kamera apapun yang kita punya. Apalagi di era tekhnologi
serba canggih sekarang ini, hanya dengan berbekal kamera HP saja kita sudah
bisa membuat karya – karya yang luar biasa,” ajaknya.
Masih dituturkan oleh Joe untuk pecinta dunia fotografi
pemula, nikmatilah proses itu, sampai kelak akan sampai dimana hobi ini
beranjak menjadi profesi dan akan sampai waktunya pada  kebutuhan akan kamera profesional.
“Sesuai dengan profesi dan tuntutan kerja kita di bidang
masing – masing. Tidak ada kamera yang benar –  benar hebat ketika yang memakai tidak hebat. Kamera
yang hebat harus juga diikuti skill (kemampuan-red) sang pemakai sehingga
tercipta sebuah kolaborasi yang kuat. Dari situlah akan tercipta berbagai karya
indah,” tutur Joe.
Hukum sebab akibat, siapa dibalik apa, “A Man Behind The Gun,
tetap semangat dalam berkarya dengan apapun alatnya. Photography is not only
about Picture,” pungkas Rachmad Wahjoe Nugroho, di akhir kisah perjalanan
kariernya di dunia Fotografi Profesional. (Agus Subekti/Red)
  • Penulis: Redaksi SG

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less