Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » INVESTIGASI » Ada Dugaan Pungli Penerimaan Pegawai BLUD di RSUD Salatiga: Direktur dan Wadir Administrasi Keuangan Membantah!

Ada Dugaan Pungli Penerimaan Pegawai BLUD di RSUD Salatiga: Direktur dan Wadir Administrasi Keuangan Membantah!

  • account_circle Redaksi SG
  • calendar_month Sen, 17 Des 2018
  • comment 0 komentar
Listiyono, S.Kep., M.Kep., saat memberi keterangan terkait proses perekrutan pegawai BLUD di RSUD Kota Salatiga di ruang Direktur RSUD Kota Salatiga, Senin (17/12/2018). (Foto: Dokumen Istimewa)

Salatiga, beritaglobal.net – Proses perekrutan pegawai medis dan non medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga, melalui Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD, diduga sebagai sarang pungli.

Hal tersebut banyak dikeluhkan oleh sejumlah calon tenaga non aparatur sipil negara (ASN). Rata – rata mereka mengaku membayar sejumlah uang yang nominalnya hingga puluhan juta rupiah.

“Ya mas, saat itu yang menyerahkan uang bapak saya, di salah satu klinik di Kabupaten Semarang, yang mana klinik tersebut milik orang yang berpengaruh di RSUD tersebut. Saat itu, bapak saya menyerahkan uang lalu diberi semacam surat perjanjian hutang piutang, gitu aja mas, buktinya ada kok, tapi saya minta tolong nama saya jangan disebut, karena juga dinyatakan lulus saat mengikuti seluruh uji di salah satu universitas di Semarang, untuk penyerahan uang itu lebih kurang satu bulan lalu,” sebut peserta seleksi yang enggan disebut namanya.

Berkaitan dengan adanya dugaan pungli ini, Direktur RSUD Kota Salatiga dr. Pamuji Eko Sudarko saat dikonfirmasi beritaglobal.net, Senin (17/12/2018) di ruang kerjanya, menolak kabar tersebut.

“Ndak betul itu, saya ndak mungkin terima pungutan untuk perekrutan tersebut,” ucap Pamuji, sebelum sesaat keluar untuk memanggil Wadir Administrasi dan Keuangan RSUD Kota Salatiga yang juga sebagai ketua tim rekrutmen.

Sesaat kemudian Wadir RSUD Kota Salatiga, Listiyono, S.Kep., M.Kep., memasuki ruangan Direktur RSUD. Setelah duduk di kursi masing – masing, dr. Pamuji Eko Sudarko mempersilahkan Wadir Administrasi dan Keuangan RSUD, menceritakan proses perekrutan dari awal hingga selesai.

“Monggo, biar dijelaskan oleh Pak Wadir, tentang proses penerimaan pegawai BLUD, beliau sebagai pimpinan panitianya,” ucap Pamuji.

Selepas menjelaskan dugaan pungli prekrutan pegawai BLUD, Pamuji mempersilahkan Listiyono membeberkan proses perekrutan tenaga BLUD.

“Kalau pinjam meminjam itu saya juga pernah melihat, dan bahasanya seperti tidak asing,” buka Listiyono menanggapi dugaan pungli bermodus perjanjian hutang piutang.

“Kalau saya selaku ketua panitia, setelah mendapat SK dari pak Direktur saya bentuk tim untuk menganalisa beban kerja, dan itu sudah satu tahun lalu, di eranya Pak Agus. Dari semua eselon 3, kepala bagian, ternyata memang kekurangan tenaga, yang ada dipinjam sana sini,” ungkap Listiyono kepada beritaglobal.net, Senin (17/12/2018) siang.

“Waktu itu setelah dihitung – hitung kita butuh sekitar 300 orang tenaga dr dokter spesialis, dokter umum, perawat, tenaga administrasi dan pegawai lainnya. Tapi setelah dihitung lagi kita butuh sekitar 125 orang. Dari nota dinas Walikota, ada dana berjenjang untuk perekrutan. Kemudian ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk dialokasikan di RSUD sebanyak 69 orang,” imbuh Listiyono.

Namun ketidakpastian penerimaan CPNS, ada evaluasi lagi terkait kebutuhan pegawai BLUD menjadi 112 orang.

“Dari belum pastinya penerimaan jumlah pegawai dari seleksi CPNS, lalu dievaluasi lagi dengan bagian keuangan tentang kemampuan anggaran. Dari 300 an orang turun ke 125 orang, turun lagi ke 112 orang, kemudian menjadi 98 orang, dan akhirnya disepakati dengan bagian keuangan, pegawai BLUD yang mampu di tampung berdasar anggaran 2018 adalah 85 orang,” terang Listiyono.

Saat ditanyakan lebih lanjut tentang pernah ada kabar bahwa penerimaan pegawai BLUD di RSUD Kota Salatiga sempat dihentikan, Sulistiyono menyampaikan bahwa pemberhentian terkait verifikasi ijin operasional, namun dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), direkomendasikan bahwa kekosongan formasi di RSUD harus segera dipenuhi.

“Pernah ada pemberhentian perekrutan pegawai BLUD, saat ada verifikasi ijin operasional. Namun saat itu juga ada rekomendasi dari BPK, untuk segera memenuhi kekosongan formasi,” kata Listiyono.

Berdasar catatan rekomendasi dalam ijin operasional untuk segera memenuhi formasi pegawai di RSUD, maka tim panitia perekrutan pegawai BLUD, menggandeng salah satu universitas di Semarang.

“Atas dasar catatan dalam ijin operasional RSUD untuk segera melengkapi formasi pegawai, maka kami tim, menggandeng salah satu universitas di Semarang,” imbuh Listiyono.

Total pendaftar sebagai pegawai BLUD, adalah sebanyak 2.940 orang, 1.500 orang lulus seleksi administrasi, 256 orang lulus tes CAT dan seleksi wawancara, selanjutnya hanya 83 orang lulus tes kesehatan dan tes bebas narkoba di UPTD RSUD Kota Salatiga pada 7 dan 8 Desember 2018.

“Jadi dari sekitar 2.940 orang hanya tersisa 85 orang pelamar, yang telah berhasil melewati tes. Namun diakhir seleksi terdapat 2 orang mengundurkan diri dengan alasan 1 orang diterima sebagai CPNS, 1 orang tidak hadir saat tes kesehatan, jadi yang kami undang untuk pembekalan pada hari Sabtu, 15 Desember 2018 lalu adalah 83 orang,” tegas Listiyono yang diamini oleh dr. Pamuji Eko Sudarko selaku Direktur RSUD Kota Salatiga. (Agus S)

  • Penulis: Redaksi SG

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less