Anggaran Jumbo Guru Rp178,7 Triliun, DPRD Jatim: Kunci Pemerataan Pendidikan hingga Pelosok
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Rencana pemerintah pusat menambah alokasi anggaran sebesar Rp178,7 triliun untuk tunjangan profesi guru dan dosen disambut positif oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur. Tambahan dana jumbo tersebut dinilai menjadi solusi konkret untuk mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan antara kota besar dan wilayah pelosok.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Puguh Wiji Pamungkas, menilai kebijakan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2026 itu merupakan langkah penting menuju pemerataan pendidikan.
“Tambahan Rp178 triliun untuk guru dan dosen, terutama di daerah pinggiran dan terpencil, adalah jawaban dari isu besar terkait disparitas pendidikan di Indonesia. Selama ini kualitas pendidikan di kota besar dan daerah pelosok masih jauh berbeda,” ujar Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim tersebut, Sabtu (16/8/2025).
Guru Sejahtera, Pendidikan Merata
Menurut Puguh, kesejahteraan tenaga pendidik memiliki pengaruh besar terhadap mutu pengajaran. Ia menyoroti masih banyaknya guru non-ASN di berbagai daerah yang hanya menerima gaji minim, sehingga memengaruhi motivasi serta profesionalisme mereka dalam mendidik generasi muda.
“Dengan tambahan anggaran ini, harapannya guru non-ASN bisa lebih sejahtera. Kalau guru sejahtera, mereka akan lebih fokus, dan anak-anak di manapun sekolahnya bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang sama,” jelasnya.
Sinergi Pusat dan Daerah
Puguh menambahkan, komitmen pemerintah pusat akan lebih kuat jika selaras dengan kebijakan daerah. Sebagai contoh, Pemerintah Provinsi Jawa Timur setiap tahun menggelontorkan hampir Rp1 triliun melalui program Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Daerah (BPOPP) untuk menopang kebutuhan sekolah.
“BPOPP memang tidak bisa menutup seluruh kebutuhan, tapi sudah menjadi penguat dana BOS. Jika ditambah dengan alokasi besar dari pusat untuk guru, maka kebutuhan pendidikan di Jatim akan lebih terjawab,” tuturnya.
Harapan untuk Guru di Pelosok
Lebih lanjut, ia berharap agar alokasi anggaran jumbo tersebut benar-benar tepat sasaran, khususnya bagi guru di wilayah terpencil, pedalaman, dan kepulauan yang selama ini menghadapi keterbatasan sarana pendidikan.
“Kalau pusat serius menambah anggaran, sementara daerah juga terus memperkuat dukungan, insya Allah kualitas pendidikan kita akan semakin merata. Anak-anak di pelosok pun bisa merasakan hak belajar yang sama dengan anak-anak di Surabaya, Malang, atau kota besar lainnya,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan