Berseragam Anti Huru-Hara, Kapolres Tanjung Perak Pimpin Latihan Dalmas dari Garis Depan
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Suasana tegang namun penuh disiplin tampak di halaman Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak pada Senin (8/12). Suara hentakan sepatu, komando pelatih yang menggema, serta formasi tameng yang bergerak serempak menandai keseriusan latihan Pasukan Pengendalian Massa (Dalmas) siang itu. Meski matahari bersinar terik, semangat para personel tak sedikit pun luntur dalam mengasah kesiapsiagaan menghadapi potensi kerawanan unjuk rasa.
Namun, ada pemandangan yang tak biasa dalam sesi latihan kali ini. Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Wahyu Hidayat, terlihat berdiri sejajar dengan para anggotanya. Bukan hanya menyaksikan dari kejauhan seperti lazimnya seorang komandan, ia justru turun langsung mengikuti seluruh rangkaian latihan.
Mengenakan seragam lengkap anti huru-hara, AKBP Wahyu mengangkat tameng, memegang tongkat Dalmas, hingga mengikuti gerakan formasi secara menyeluruh. Keikutsertaan ini bukan sekadar simbolik, melainkan bentuk nyata kepedulian terhadap beban fisik dan mental yang dipikul anggota Dalmas saat bertugas.
“Kita ingin merasakan langsung apa yang dirasakan anggota ketika berada di lapangan. Tugas pengamanan massa tidak hanya soal fisik, tapi juga ketahanan mental,” ujar AKBP Wahyu di sela latihan.
Seragam dan perlengkapan pelindung yang dikenakannya mulai dari body protector hingga helm taktis memiliki bobot yang tak ringan. Bagi AKBP Wahyu, hal tersebut menjadi pengingat bahwa setiap personel Dalmas memikul tanggung jawab besar saat mengawal ketertiban masyarakat dalam situasi yang berpotensi ricuh.
“Seragam ini bukan hanya pelindung diri, tetapi simbol komitmen menjaga kamtibmas. Para PJU juga harus merasakan kembali semangat itu,” imbuhnya.
Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur struktural Polres tersebut bertujuan untuk mengukur kesiapsiagaan personel menghadapi dinamika keamanan di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Kawasan yang mencakup pelabuhan, area industri, hingga objek vital nasional membuat potensi kerawanan masyarakat lebih kompleks dibanding wilayah lainnya.
AKBP Wahyu menegaskan bahwa kesiapan tanpa batas waktu adalah bentuk profesionalitas Polri.
“Bhayangkara harus siap kapan pun masyarakat membutuhkan kita. Semakin sering dilatih, semakin siap kita menjaga keamanan dan ketertiban,” pungkasnya penuh semangat.
Dengan sikap kepemimpinan yang turun langsung merasakan beratnya tugas anggota, AKBP Wahyu Hidayat tidak hanya memberikan contoh, tetapi juga membangun solidaritas dan kepercayaan di antara personel. Langkahnya menjadi bukti bahwa pemimpin sejati bukan hanya memberi perintah, tetapi juga bersedia berada di garis depan bersama anggotanya. (*)



Tinggalkan Balasan