BMKG Peringatkan Potensi Megathrust 8,9 SR: Empat Kabupaten di Jateng dalam Risiko Tinggi, BPBD Tingkatkan Kesiapsiagaan

Istimewa

Laporan: Andy S

Editor: Tedy M

SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan penting terkait risiko gempa besar atau megathrust yang berpotensi mengguncang Indonesia, termasuk beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Peringatan ini didasarkan pada analisis seismic gap di zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, di mana BMKG memprediksi adanya kemungkinan gempa dengan kekuatan yang sangat besar, mencapai 8,9 Skala Richter (SR).

Muhammad Chomsul, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa ada empat kabupaten di Jateng yang berpotensi terdampak gempa megathrust ini. “Di Jateng, ada empat kabupaten yang masuk dalam risiko gempa megathrust, yaitu Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen,” ujar Chomsul saat diwawancarai pada Selasa (20/8/2024).

Baca Juga:  Warga Binaan Rutan Salatiga Galakkan Gotong Royong: Jaga Kebersihan Hingga Cek Gizi Lewat Program Gen Z

Meski potensi gempa yang bisa menghantam empat wilayah tersebut cukup mengkhawatirkan, Chomsul menekankan bahwa tujuan dari informasi ini bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. “Kami mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih waspada terhadap risiko gempa megathrust ini,” lanjutnya. Menurutnya, mitigasi bencana sangat diperlukan agar masyarakat dapat mengurangi risiko dan mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Baca Juga:  Pererat Sinergitas TNI-POLRI, Kodim 0719 dan Polres Jepara Gelar Patroli Sekaligus Bagikan Bansos

Dalam penjelasannya, Chomsul juga menyebut bahwa Kota Semarang tidak termasuk dalam wilayah yang berpotensi terdampak gempa megathrust. “Kota Semarang tidak masuk risiko gempa megathrust karena wilayah pantai selatan yang lebih terancam,” ungkapnya. Namun, ia mengingatkan bahwa Semarang tetap berisiko terkena gempa akibat aktivitas sesar Kendeng, yang sebelumnya telah menyebabkan gempa berkekuatan 4,2 SR di Batang.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Jawa Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. Salah satu program yang telah diluncurkan adalah Ekspedisi Destana Tsunami pada tahun 2019, yang bertujuan untuk mensosialisasikan mitigasi bencana di wilayah pesisir pantai selatan. Kegiatan ini mencakup pemasangan rambu evakuasi serta penyuluhan di sekolah-sekolah dan pasar-pasar.

Baca Juga:  Merti Sendang Dusun Kalangan Dalam Semangat Nilai Perjuangan Para Pahlawan

“Panik menjadi faktor utama penyebab banyaknya korban jiwa saat bencana terjadi,” tambah Chomsul. “Oleh karena itu, kami sangat menganjurkan perencanaan mitigasi bencana mulai dari level keluarga untuk menghadapi potensi gempa yang besar ini.”

Masyarakat di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah diimbau untuk selalu waspada, memperhatikan informasi resmi dari BMKG dan BPBD, serta mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mengurangi risiko jika gempa besar benar-benar terjadi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!