BNPB Kerahkan Satgas Pompanisasi, Percepat Penanganan Genangan Semarang yang Tak Kunjung Surut
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM — Genangan air masih bertahan di sejumlah kawasan Kota Semarang, kendati cuaca cerah mulai menyapa dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini terjadi setelah banjir merendam wilayah tersebut hampir sepekan, menyebabkan aktivitas warga terganggu dan sebagian jalan utama sulit dilalui. Untuk mempercepat penanganan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membentuk satuan tugas (satgas) khusus pompanisasi sebagai langkah strategis di lapangan.
Pengumuman pembentukan satgas tersebut disampaikan pada Kamis (30/10). Satgas pompanisasi akan bekerja sebagai bagian dari operasi darurat terpadu BNPB dengan dukungan personel TNI dan Polri, khususnya dalam mempercepat penyedotan air yang terjebak di kawasan pemukiman, area pertanian, dan sejumlah ruas jalan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari hasil investigasi lapangan. Tim menemukan sejumlah hambatan teknis kecil yang selama ini memperlambat proses surutnya air.
“Istilahnya seperti efek kupu-kupu. Satu masalah yang tampak kecil, bila dibiarkan, bisa memberi dampak besar dan memperlama proses pemulihan. Ini yang kami intervensi cepat,” ujar Budi.
Faktor Penyebab dan Koordinasi Teknis
Budi menjelaskan bahwa banjir kali ini dipicu oleh kombinasi faktor cuaca hingga teknis infrastruktur. Selain curah hujan yang tinggi, proses pembangunan proyek tol tanggul laut turut menyebabkan aliran air menuju laut menjadi lambat.
Karenanya, BNPB mendorong Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBJN) Jawa Tengah-DIY dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk melakukan langkah penyesuaian teknis. Dalam audiensi yang digelar bersama BNPB, kedua lembaga menyetujui pembesaran jalur outlet kolam retensi Terboyo serta penambahan pompa berkapasitas besar.
Untuk memastikan langkah tersebut berjalan efektif, BNPB akan menempatkan satgas lapangan dengan komando pengawasan yang dipimpin seorang Dandim. Satgas ini akan beroperasi 24 jam untuk memastikan aliran air terus bergerak menuju laut tanpa kendala teknis baru.
Dukungan Pompa dan Kolaborasi Lintas Daerah
Dalam rangka mempercepat pompanisasi, BNPB turut berkoordinasi dengan BPBD Jawa Tengah, Kodam IV/Diponegoro, dan Polda Jateng. BNPB juga mengerahkan armada mobil pompa tambahan yang beroperasi secara estafet untuk mempercepat perpindahan air dari kolam retensi langsung menuju Laut Jawa.
Tidak hanya dari Semarang, bantuan teknis juga datang dari wilayah penyangga. BPBD Kudus dan Jepara diminta menurunkan unit pompa tambahan. Sinergi lintas daerah ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan kota serta menekan dampak sosial ekonomi yang kini dirasakan warga.
Dukungan Udara: Modifikasi Cuaca
Sebagai upaya pendukung dari udara, BNPB menambah satu unit pesawat untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan pusat operasi di Bandara Adi Soemarmo, Solo. Pesawat tersebut akan menyemai Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) pada bibit awan untuk mengalihkan potensi hujan dari wilayah Semarang ke area lain yang lebih aman.
Langkah ini merupakan bagian dari mitigasi jangka panjang dalam pengendalian curah hujan di kawasan utara Jawa Tengah.
BMKG: Hujan Masih Berpotensi Berlangsung Hingga Februari
Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi berlangsung hingga Februari tahun depan. Situasi ini menjadi dasar pentingnya percepatan penanganan sekaligus peningkatan kesiapsiagaan wilayah.
“Semua langkah ini bukan hanya bertujuan menyurutkan banjir hari ini, tetapi memastikan Kota Atlas tetap tangguh dalam menghadapi musim hujan yang masih berlangsung panjang,” tutur Budi.
Dengan kolaborasi lintas lembaga, pengawasan ketat, serta operasi darat dan udara, proses pemulihan Kota Semarang diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan mengembalikan aktivitas warga ke kondisi normal secepat mungkin. (*)



Tinggalkan Balasan