Bulog Borong Gabah Petani, Targetkan 3 Juta Ton Beras Demi Ketahanan Pangan
Laporan: Ninis Indrawati
GRESIK | SUARAGLOBAL.COM – Perum Bulog memastikan akan menyerap gabah petani dengan harga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. Kebijakan ini bertujuan menjaga stabilitas harga di tingkat petani serta memenuhi target penyerapan beras nasional sebanyak 3 juta ton pada April 2025.
Direktur Pengadaan Barang Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menegaskan komitmen Bulog untuk mendukung kesejahteraan petani. Dalam Rapat Koordinasi di Gresik pada Jumat (14/3/2025), ia menyampaikan bahwa petani tidak perlu khawatir dengan hasil panen mereka.
“Bulog siap membeli seluruh gabah petani sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jangan sampai ada yang menjual ke tengkulak dengan harga lebih rendah,” ujar Prihasto.
Jawa Timur Jadi Fokus Serapan Beras
Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Jawa Timur menjadi prioritas dalam penyerapan gabah. Pada 2024, provinsi ini mencatat luas panen 1,6 juta hektare, dengan produksi Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 9,2 juta ton, yang dikonversi menjadi 5,3 juta ton beras.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman turut hadir dalam panen raya di Desa Sirnoboyo, Gresik, dan menyaksikan langsung transaksi penjualan gabah ke Bulog. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga keseimbangan pasokan beras dan mencegah anjloknya harga di tingkat petani.
“Langkah ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Amran.
Jaga Stok, Kurangi Impor
Dengan kebijakan penyerapan gabah ini, pemerintah optimistis dapat menjaga keseimbangan produksi, distribusi, dan ketersediaan pangan nasional. Selain itu, upaya ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor beras, yang selama ini menjadi tantangan dalam sektor pangan Indonesia.
Melalui koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan petani, Bulog berupaya memastikan serapan beras berjalan lancar demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. (*)
Tinggalkan Balasan