Bupati Gatut Sunu Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Percepat Eliminasi TBC 2030
Laporan: Ninis Indrawati
TULUNGAGUNG | SUARAGLOBAL.COM — Pemerintah Kabupaten Tulungagung menegaskan komitmennya dalam mempercepat eliminasi Tuberkulosis (TBC) menuju target nasional pada tahun 2030. Hal tersebut disampaikan Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., saat membuka Koordinasi Lintas Sektor Pencegahan dan Penanggulangan TBC di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Jumat (25/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga melantik pengurus Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Tulungagung yang akan menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan penyakit menular tersebut.
“Eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi tanggung jawab bersama. Seluruh sektor—pemerintah, organisasi masyarakat, hingga fasilitas kesehatan—harus bergerak serempak,” tegas Bupati Gatut Sunu.
Angka Kasus TBC Masih Perlu Mendapat Perhatian
Berdasarkan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) tahun 2025, penemuan terduga TBC di Tulungagung mencapai 75,52 persen atau 10.509 orang, sedangkan penemuan kasus baru tercatat 1.249 kasus dengan persentase 43,63 persen.
Sementara itu, tingkat keberhasilan pengobatan berada di angka 84,60 persen, masih di bawah target nasional 90 persen.
Bupati Gatut menilai kondisi tersebut harus menjadi alarm bagi seluruh pihak.
“Masih ada penderita yang tidak menuntaskan pengobatan, dan ini berisiko menjadi sumber penularan. Kita harus memastikan mereka mendapatkan pendampingan hingga sembuh total,” ujarnya.
PPTI Siapkan Gerakan Masyarakat Lawan Stigma dan Ketakutan
Ketua Badan Kehormatan PPTI Tulungagung, Endang Dwi Retnowati, menyampaikan bahwa PPTI akan berperan aktif dalam mendampingi pasien dan memberikan edukasi publik.
“PPTI bukan hanya simbol organisasi. Kami bergerak dari desa ke desa, memotivasi pasien agar patuh berobat, sekaligus menghapus stigma bahwa TBC adalah penyakit memalukan,” kata Endang.
Menurutnya, keberhasilan eliminasi TBC sangat bergantung pada keberanian masyarakat untuk melakukan skrining dini.
RSUD Dr. Iskak Perkuat Deteksi Dini dan Pengawasan Terapi
Plt. Direktur RSUD Dr. Iskak, dr. Zuhrotul Aini, Sp.A., M.Kes., menyatakan pihaknya telah menyiapkan sistem layanan terpadu untuk mempercepat diagnosis dan terapi TBC.
“Kami tidak hanya mengobati, tetapi juga aktif melakukan deteksi dini dan memperkuat pengawasan minum obat melalui kolaborasi dengan puskesmas dan kader kesehatan,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menghapus stigma agar masyarakat tidak ragu memeriksakan diri.
“RSUD tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan masyarakat adalah kunci,” tambahnya.
Menuju Tulungagung Bebas TBC 2030
Berbagai strategi dilakukan Pemkab Tulungagung, mulai dari edukasi publik, teknologi pendukung diagnosis cepat, pendampingan terapi, hingga penguatan kolaborasi pemerintah–masyarakat.
Bupati Gatut meyakini bahwa gotong royong adalah kekuatan utama.
“Eliminasi TBC bukan sekadar mencapai target angka, tetapi upaya kemanusiaan agar masyarakat Tulungagung hidup lebih sehat dan produktif. Dengan kebersamaan, kita optimistis dapat mewujudkan Tulungagung bebas TBC sebelum 2030,” pungkasnya. (*)


Tinggalkan Balasan