Catwalk Batik di Gerbang Sekolah: 157 Siswa Stella Matutina Warnai Peringatan Hari Batik Nasional
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Suasana berbeda tampak di depan gerbang SMP Stella Matutina Salatiga pada Kamis (2/10/2025). Jalan masuk sekolah berubah menjadi panggung peragaan busana ketika sebanyak 157 siswa tampil percaya diri memamerkan batik hasil karya mereka sendiri dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari acara membatik massal yang digelar pada 22–24 September 2025. Dengan catwalk sederhana yang dipasang di depan gerbang sekolah, anak-anak menampilkan batik hasil olahan tangan mereka dalam bentuk busana kaos, kemeja, hingga dress sederhana.
Batik Penuh Makna
Salah satu peserta, Jessica Gita Marcella, tampil dengan busana berwarna biru lembut. Ia menjelaskan bahwa setiap motif yang dibuatnya memiliki makna tersendiri.
“Hari ini saya pakai batik dengan nuansa biru lembut, warna favorit saya. Di kaos yang saya pakai ada motif bintang yang melambangkan cita-cita, dikombinasikan dengan motif melati yang artinya kesucian, serta sulur-sulur yang artinya kehidupan panjang sebagai manusia,” tutur Jessica dengan bangga.
Apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Drs. Muh. Nasiruddin. Ia memberikan apresiasi penuh terhadap kreativitas para siswa.
“Hasilnya bagus-bagus, keren, dan kreatif penuh dengan makna. Jangan sampai kegiatan ini berhenti di event saja, tetapi harus diteruskan sebagai saluran minat dan bakat. Anak muda harus fokus mengembangkan potensinya, jangan mudah tergoda dengan hal-hal yang tidak bermanfaat,” pesannya.
Dukungan Komite dan Orang Tua
Kemeriahan acara ini juga dirasakan oleh para orang tua yang hadir. Yustinus Heru Budi Utomo, Ketua Komite SMP Stella Matutina sekaligus perwakilan wali murid, menyampaikan dukungan besar terhadap kegiatan tersebut.
“Saya mewakili orang tua/wali sangat mendukung kegiatan ini. Tahun depan harus dilaksanakan lagi, lebih meriah, dan kalau bisa fashion show-nya melibatkan orang tua serta digelar di tempat yang lebih ramai,” ujarnya.
Haru dan Kebanggaan
Rasa bangga juga disampaikan oleh Titik Permata, koordinator Soramata yang mendampingi siswa dalam proses membatik.
“Sejak awal saya yakin jika anak-anak ini dibimbing dengan serius, pasti bisa menghasilkan karya yang baik. Mereka tidak hanya sekadar membatik, tetapi juga bisa menyampaikan pesan melalui karya mereka. Saya terharu melihat anak-anak mengenakan baju dan kaos yang mereka batik sendiri,” ungkapnya.
Penampilan Spesial Guru
Sebagai penutup, para guru turut serta berlenggak-lenggok di atas catwalk. Dengan percaya diri, mereka mengenakan batik buatan siswa, menambah keceriaan sekaligus menjadi bentuk penghargaan bagi kreativitas anak-anak.
Kegiatan ini membuktikan bahwa peringatan Hari Batik Nasional tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas dan cinta budaya. Di tangan anak-anak Stella Matutina, batik tidak hanya diwariskan, tetapi juga dimaknai dan dihidupkan kembali dengan cara yang segar. (*)
Tinggalkan Balasan