Dalang Cilik Pekalongan Abid Aqila Pranaja Rebut Juara, Siap Berlaga di Ajang Provinsi Jawa Tengah
Laporan: Pujo
PEKALONGAN | SUARAGLOBAL.COM – Gema gending dan lantunan sinden mewarnai suasana Festival Dalang Anak Tingkat Kabupaten Pekalongan yang berlangsung meriah pada Rabu (1/10/2025). Ajang seni budaya ini diikuti oleh 4 sanggar seni dari berbagai wilayah dengan menampilkan 12 dalang cilik yang memukau penonton lewat kreativitas dan kepiawaian mereka dalam mengolah seni pedalangan.
Festival ini menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya adiluhung bangsa, khususnya wayang kulit, masih mendapat tempat istimewa di hati generasi muda. Anak-anak yang tampil tidak hanya menunjukkan bakat, tetapi juga keberanian dan kecintaan mereka terhadap seni tradisional Jawa.
Dalam kompetisi bergengsi tersebut, perhatian tertuju pada Abid Aqila Pranaja, dalang muda dari Sanggar Seni Madukara, Kecamatan Doro. Penampilannya berhasil mencuri hati dewan juri setelah membawakan cerita wayang dengan penuh penghayatan, keluwesan bahasa, dan teknik pedalangan yang matang untuk usianya.
Abid yang kini duduk di bangku kelas 7A SMP Negeri 1 Kedungwuni, dinobatkan sebagai Juara 1 Kategori B (usia 12 tahun). Prestasi ini sekaligus mengantarkan dirinya untuk maju mewakili Kabupaten Pekalongan di ajang Festival Dalang Anak Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang akan digelar pada 5 Oktober 2025 di Kota Semarang.
Kebahagiaan dan kebanggaan menyelimuti keluarga Abid. Sang ibu, Rindiani El Noviani, tidak kuasa menyembunyikan rasa harunya atas capaian putranya.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung, terutama pemerintah kabupaten Pekalongan. Berkat doa dan dukungan semuanya, anak kami bisa mewakili Pekalongan ke ajang tingkat provinsi. Semoga Abid mampu memberikan yang terbaik dan membawa nama harum daerah,” ungkap Rindiani penuh syukur.
Selain menjadi wadah kompetisi, festival ini juga memiliki tujuan penting sebagai sarana pembinaan dan regenerasi dalang muda. Panitia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya melestarikan seni pedalangan agar tidak tergerus zaman, sekaligus menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap budaya sendiri.
Kehadiran sosok-sosok muda seperti Abid Aqila menjadi harapan baru bagi pewayangan Indonesia. Mereka bukan hanya pelanjut tradisi, tetapi juga simbol bahwa seni wayang masih hidup dan terus berkembang di tengah arus modernisasi.
Dengan semangat tinggi dan dukungan masyarakat, Kabupaten Pekalongan berharap Abid mampu menorehkan prestasi di tingkat provinsi dan membawa harum nama daerah di kancah yang lebih luas. (*)



Tinggalkan Balasan