Drama Hoaks di Surabaya: Kisah Palsu yang Mengungkap Pentingnya Verifikasi Informasi

Laporan: Ninis Indrawati

SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Warga Surabaya dikejutkan dengan sebuah cerita yang ternyata hanyalah kebohongan belaka. SL, pria asal Blora, mengaku menjadi korban begal di kawasan Undaan Kulon. Namun, setelah diselidiki, klaim tersebut terbukti tidak benar dan hanya sebuah rekayasa untuk menutupi rasa malu, 14 Januari 2025.

Awalnya, SL melaporkan dirinya diserang oleh tiga orang tak dikenal, dirampas barang berharganya, lalu dilempar ke sungai hingga pingsan. Cerita ini cepat menyebar, memicu perhatian masyarakat dan respons sigap dari Polsek Genteng.

Baca Juga:  Kurangi Angka Kriminalisme, Patroli Premanisme Digalakkan Polsek Jambu

Petugas gabungan segera melakukan penyelidikan di lokasi yang disebutkan SL. Namun, hasil analisis rekaman CCTV mengungkap fakta sebaliknya. Tidak ditemukan tanda-tanda kejahatan seperti yang dilaporkan. Sebaliknya, SL terlihat terjatuh ke sungai akibat gangguan penglihatan yang dideritanya.

Saat bukti-bukti menunjukkan ketidaksesuaian cerita, SL mengakui bahwa ia berbohong. Rasa malu karena terjatuh ke sungai membuatnya menciptakan kisah palsu tentang begal. Pengakuan tersebut disampaikan di hadapan Kapolsek Genteng, AKP Grandika Indera Waspada, dan Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina.

Baca Juga:  Museum Pandanaran yang Menjadi Viral di Medsos Karena Dugaan Penyelewengan Anggaran

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini karena telah menimbulkan keresahan masyarakat. Kami berharap, ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak benar,” ujar AKP Grandika.

Penyebaran informasi palsu seperti ini memiliki dampak yang serius. Selain mengganggu ketenangan publik, hoaks juga dapat merugikan banyak pihak, termasuk institusi penegak hukum. Masyarakat pun diimbau untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.

Baca Juga:  Kolaborasi Tokoh Agama untuk Pilkada Damai: FKUB Kota Kediri Gelar Seminar Nasional

AKP Rina menambahkan, “Laporkan kejadian langsung kepada pihak berwenang dan biarkan proses hukum berjalan. Langkah ini penting untuk menjaga ketertiban dan keadilan.”

Kisah SL mengajarkan bahwa kejujuran adalah kunci dalam bermasyarakat. Hoaks, betapapun kecilnya, dapat menciptakan dampak besar yang merugikan. Dengan menjaga integritas dalam berbagi informasi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terpercaya.

Baca Juga:  Kunjungi Polres Salatiga, Tim Supervisi Ops Lilin Candi 2019 Mabes Polri Kombes Pol Raden Romdhom N., S.H., S.I.K.: "Selama Jalankan Tugas Pengamanan dan Pelayanan Agar Perhatikan Sikap Tampang dan Gampol"

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa teknologi seperti CCTV dapat menjadi alat penting dalam mengungkap kebenaran, sehingga tidak ada ruang untuk kebohongan. Mari kita bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya verifikasi informasi demi kebaikan bersama. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!